Kamis, 23 Desember 2010

“Karena Teh Hangat, Suara Kodokku Sudah Hilang!”


Litta Sangat suka sekali yang namanya N-G-E-M-I-L. dia akan makan yang menurutnya enak. Setiap dikulkas ada snack, pasti langsung Litta serbu. Ia juga suka minum yang dingin-dingin. Litta jarang sekali minum air putih, atau teh hangat. Litta juga tidak suka makanan yang bergizi. Tidak sehat bukan?? Suatu hari tenggorokannya terasa aneh. Gatal rasanya. “Bun!!! Tenggorokan ku gatel, gimana gitu!” kata Litta memberitahukan hal tersebut kepada bundanya. “Berarti tandanya itu sakit tenggorokan.. kamu harus minum yang hangat-hangat! Makanya, jangan sering-sering minum soda! Jadi kodoknya dateng tuh..” seru bundanya. “Yah bun.. aku kan nggak suka minum hangat! Sekali aja ya??” kata Litta memelas.
“Tidak!”
“Please!”
“No!”
“Nanti aku bantuin apa aja yang bunda mau ya??”
“Tidak!”
“Mohon bunda!!”
“Azira Lalitta!!! Cepat kekamar mu!!!” bunda kelihatan kesal. Dengan langkah gontai Litta menaiki tangga kelantai 2..

Makin lama, ternyata suara kodok itu makin parah.. (Maksudnya suara kodok itu, batuk). “Litta.. minum teh aroma melati buatan kakak ya?” tanya Alifa. Kakak ke 2 Litta. “Iya! Biar kak Litta cepet sembuh!!” Maryam (anak ke 3, paling tengah) mendukung usaha kak Alifa. “Kan kubilang dari dulu!!!! AKU NGGAK SUKA MINUM YANG HANGAT!!” seru Litta. “Atau makan sup ayamnya tante Nita?? Enak lho!” tawar Shireen (anak paling terakhir.). “Nggak mau!!” kata kata Litta bersih keras. “Ya udah! Biarin aja sakit.. padahal, adik-adikmu itu sudah bagus mau mengingatkan mu..” kata kak Alifa. Tiba-tiba kata-kata itu masuk kedalam hatinya. Aku bakalan sakit, kalau aku tidak ingin minum air hangat. Tapi aku tidak suka minum air hangat.. gimana nih!!?? Kata Litta dalam hati. Hening sejenak suasana di ruang tamu tersebut. “Kenapa kak??” tanya Maryam. “Aku mulai sadar. Selama ini aku tidak makan-minum yang sehat. Mulai sekarang, aku akan mulai makan sayur atau makanan yang bergizi, dan minum air hangat!!” seru Litta bertekad. “Nah! Itu baru kakak terbaik ku!!” kata Shireen bangga. Semuanya tersenyum, lalu tertawa senang.. “Hahaha..”

Hari ini hari minggu. Biasa. Semua libur. Maryam, Shireen, kak Alifa, bunda dan papa, semua pergi ke mall. Shoping… namun kali ini Litta tak ikut ke mall. “Nak.. kau mau beli apa??” tanya bunda sebelum pergi meninggalkan Litta. “Nggak usah” balas Litta. “Mau dibeliin yang cuties-cuties nggak?? Munggu nanti kak Alifa mau beli di Cuties Shop..” tawar kak Alifa. “Boleh! Liontin bulan bintangnya ya!!” seru Litta. “Lit, jaga rumah ya! Kalau ada tamu, kecuali, selain om, tante, nenek, kakek, dan saudara kita yang kamu kenal,nggak boleh kamu bukain pintu! Papa nggak bakal lama kok… soalnya pintunya dikunci..” pesan papa. Litta mengangguk. Mobil papa berbunyi. Asap mulai mengepul. Kini Litta sendiri.. “Wah gelap..! nyalain lampu” Litta menyalakan lampu. “Main games online aja ah.. sambil nunggu” Litta segera kelantai 2 tempat kamarnya bersama kak Alifa. Ia mulai meng-on kan laptopnya. Litta meluncur kedunia maya. “www. Games. Co.id” seru Litta membuka website tersebut. Makin lama, Litta makin bosan. Ia lapar. Litta teringat akan sup buatan tante Nita yang kemarin beliau masak. Masih ada. Akhirnya Litta segera kedapur. Wah.. ayo Litta! Kamu kan sudah bertekad kepada adik kakakmu!bahwa kamu ingin makan-makanan yang sehat. Kata suara hatinya Litta. (ceah.. suara hati ni yeh..). Litta melihat ke isi panci sup. Yummy!! “Makan deh.. nyoba.. kali enak. Nyoba basonya dulu aja deh.. baru kuahnya, terus makaroninya, wortel, kentang, dan daging ayamnya!!” Litta mengambil sendok sup. Ia menyendok tiga kali. “Mmmhh.. enak.! Ternyata anggapan ku salah tentang sayuran itu tidak enak!” kata Litta memuji sayur sup itu. Tiba-tiba, pandangan Litta tertuju pada dispenser. “Aku akan membuat teh hangat!” kata Litta meraih mug kecil berwarna ungu bergambarkan kupu-kupu kesayangan Litta. Pertama-tama. Ia mengambil kantung tehnya terlebih dahulu. Lalu mengambil air hangat dari dispenser. Dan diberi gula sedikit. Tapi, saat memberi gula Litta bingung. “Seberapa sendokkah bunda ketika menuangkan gula ke teh yang beliau buat?” Litta menggaruk-garuk kepalanya. “Oh! 2 sendok saja.. nanti kalau kurang manis, tambah sedikit lagi saja” Litta menuangkan 2 sendok gula. Tak lama, terdengar suara mobil diparkir didepan rumah Litta. “Mungkin papa dan bunda” gumam Litta. Ternyata benar! Yang datang adalah papa dan bunda yang habis borong baju, makanan, dan bla..bla…bla… tiba-tiba bunda melihat kearah dapur. Litta sedang minum teh! “Eh anak pinter lagi minum teh..” kata bunda sambil menaruh kantung plastik besar ke sofa. “Mana, mana?? Litta minum teh ya??” tiba-tiba kak Alifa muncul tiba-tiba. Ia melihat ke arah dapur. Seperti bunda. “Hai kak Alifa! Maryam! Shireen! Bunda! Dan papa!” Litta tersenyum kepada keluarganya yang melongo, melihat Litta yang mulai minum teh hangat. “Eh,.. anu.. hai Litta!!! Kamu meningkat drastis! Yang tadinya suka yang dingin-dingin, jadi yang hangat!!” kata papa senang. “Waaa.. kak Litta anak pinter..” kata Shireen dan Maryam berbarengan. “Emang dari dulu aku nggak pinter??” tanya Litta. “Eh.. tunggu.. suara kodokku sudah hilang! Pasti karena sup tante Nita dan teh hangat ini!” Litta memegang tengorokannya. “Yeee sudah sembuh…” sorak semuanya. Jangan ikuti Litta ya! Yang nggak suka makan sehat ini!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar