Kamis, 15 Desember 2011

BEHEL

Behel, atau pagar gigi ini sudah dikenal banyak orang, warnanya yang berbagai macam dengan motifnya yang berbeda-beda membuat orang tertarik menggunakan behel atau yang biasa disebut pagar gigi.
Tapi tidak semua orang mengiginkan memakai si pagar gigi ini, bukti dari behel, dan fungsi behel adalah untuk meluruskan gigi yang maju, atau MIRING. (lebih lanjut kegunaan behel, tanyakan dokter gigi terdekat anda)
Mereka yang menggunakan behel bisa saja hanya untuk tren saja, mereka ingin bergaya dengan behel yang ia miliki. Mereka rela mengorbankan banyak uang mungkin sampai jutaan untuk mendapatkan tren gaya yang maksimal.
Tapi sejujurnya saya membenci orang yang giginya sudah bagus, malah pake behel. mereka itu sangat ingin sekali pake behel, sampe akhirnya uang dikeluarkan.
Beda lagi ceritanya kalo memang tidak MENGINGINKAN MEMAKAI BEHEL, tapi terpaksa harus memakainya. ini beda lagi.
Kalau yang ini, memang harus terpaksa mengeluarkan uang, demi giginya bagus, rapi, dan terawat.
Ini pengakuan orang yang sering saya dengar ketika mereka memakai behel dengan terpaksa.. :
" Duh, nih gigi REMPONG amat ya, pake behel segala!!!"
"Aduuhhh!! gak nahan pake behel! pengen dicopot semua gigi nih! bair kagak pake behel!"
dan masih banyak lagi...
Kalau ini, saya senang, bersarti dia berusaha merawat giginya dengan behel, walaupun tidak ingin menggunakan behel..

Tahun baru, jaman baru,,,,
Tren berkembang ke hewan-hewan yang sangat mempehatikan gayanya, kali ini saya baru melihat foto lucu yang sepertinya akan membuat anda juga saya, mungkin tertawa, atau tersenyum..
Sangat lucu melihatnya, walaupun kita ingin tertawa,, ini bukti dari foto itu :

Entah apa kambing ini mau bergaya, atau memang ingin memperbaiki giginya, entahlah...
Tapi, ini bukti kalau memang kita harus menjaga kesehatan gigi, agar kita tidak tersiksa pada si PAGAR ini,,,,,
dan, jangan lupa, jangan sampe ketinggalan jaman sama tuh kambing!! xixixixi :)
hahaha... salam behel...

intania raihan :)

Sabtu, 05 November 2011

Salah orang


Hari ini aku diajak ibu pergi ke toko buku “Big Book” yang lumayan dekat dengan rumahku.
“Karin!! Katanya mau pergi ke Big Book.. kok lama sihh!!” seru kakak ku, Marie yang ikut juga ke Big Book. Kakak ku memang rewel, apalagi kalo lagi ada maunya.
“Iya bentar! Kagak sabaran amat! Ibu aja masih siap-siap!” teriakku dari kamar.
-Karin POV-
“Aduhhh! Mau pake baju apa ya?’ pikirku melihat bajuku yang ada di lemari. Aku tuh memang selalu memerhatikan pakaian setiap aku pergi (pesolek amat ya??). ahh! Akhirnya aku memutuskan untuk memakai baju lengan pendek, warna putih, aku memakai rok berwarna biru senada dengan gambar bunga yanga ada di bajuku. Aku memakai stocking hitam. Siipp deh! Aku menguncir kuda rambutku yang berwarna coklat. Aku membawa tas kecil warna biru, isinya hape, PSP dan dompet (aku memang suka warna biru). Akhirnya aku turun dari kamarku (kamarku ada di tingkat 2). Dan muncul kak Marie yang nggak sabaran
-Marie POV-
“duh.. pasti tuh anak habis dandan! Heboh amat sih mau ke Big Book aja!” kata Marie dalam hati.
~~~
“Adduuhh nih anak pesolek amat! Kamu pake bedak ya?” tanya kak Marie yang melihat ada warna putih-putih seperti bedak ditanganku. (memang tadi aku memakai sedikit bedak hehehe)
“Iya.. emang napa? Ngga suka?” aku agak marah.. aku kan cita-citanya model sekaligus disigner. Jadi kalo butuh baju bikin sendiri aja.. secara, aku kan pengen jadi miss fashionnabel!
“Ngga suka napa? Gini doongg kayak aku simple… is very eazy!!” kata kak Marie menunjukan pakaiannnya. Hanya baju terusan warna orange, lalu celana leaging warna hitam.. is very simple..
“Tapi terlalu simple!” kata ku membantah.
“BODOH! Aku tak perduli” kata Kak Marie.
“Iya dehh aku kan becanda” kataku berbohong agar kak Marie tenang. Kak Marie itu memang orangnya sensitif jadi yaaa gitu deh!!
“Ehh ngapain ribut-ribut! Udah!! Katanya mau ke Big Book! “ seru ibu tiba-tiba .
“Eh iya!!” seru ku dan kak Marie kemudian. Akhirnya kami semua keluar rumah, ibu mengunci rumah dan menyalakan mobil. Ayah ku memang bekerja pulang malam. Ibuku IRT (ibu rumah tangga). Aku dan kak Marie masuk ke mobil dan memulai perjalanan ke Big Book..
-Story POV-
Akhirnya kami sampai di toko buku Big Book yang memang besar. Kami masuk setelah mermarkir mobil di basement. Lalu kami naik ke lantai 2 tempat komik dan novel-novel. Aku tertarik dengan rak-rak buku yang bertuliskan ‘NOVEL ANAK’ aku mendekati buku-buku yang ada di rak. Aku melihatada buku berjudul “Ketika air mata Mariah jatuh” dan “Ketika ibumu tidak hobby berenang” kedua buku itu sama-sama buku yang bertema humor. Aku tertarik untuk membelinya, tapi aku takut ibu bilang kalau aku hanya boleh membeli 1 buku. Aku mencari ibu di deretan rak-rak buku tentang ‘IBU DAN ANAK’ sepertinya ibuku ada disana. Aku melihat ada orang yang mirip seperti ibu. Aku menepuk belakang orang itu.
“Bu, boleh nggak aku beli 2 buku?” aku bertanya sambil menunjuk buku “Ketika air mata Mariah Jatuh” dan “Ketika ibumu tidak hobby berenang” tapi tiba-tiba orang itu berkata.
“Maaf ya dek.. aku bukan ibumu” orang itu berbalik dan itu bukan ibu! Ibu ada disebelah rak ‘IBU DAN ANAK’ yaitu rak tentang sejarah.
“Eh.. maaf ya bu..” kataku kepada ibu yang kujumpai tadi. Aku bergerak ke rak-rak buku ‘SEJARAH’ ibu membalikkan badan.
“Ibu!! Ibu, boleh gak aku beli 2 buku?” aku menunjuk 2 buku. Rupanya itu ibuku yang asli!
“Boleh doongg.. lagian siapa yang ngelarang?” tanya ibu…

Selasa, 25 Oktober 2011

Yang terlewatkan...

coba perhatikan ini!

oh.. no!

lalu, yang ini :p

saingan baru sinta & jojo..

yang ini? ini salah satu yang tertinggal dari laskar pelangi.. :)

kelihatan mulai meledak..

dan, yang lain, jangan pernah terlewatkan.. :) :) :)

Rabu, 12 Oktober 2011

Lembar Nada

Gitar

Gitar, siapa yang tidak pernah mendengar nama alat musik ini? gitar banyak dimainkan oleh orang-orang. Tidak hanya musisi terkenal saja yang memainkan gitar. Keaslian gitar tidak dapat dilihat dari keantikannya. Beberapa ahli merasa alat ini berasal dari benua Afrika, dimana banyak replika modern dalam bentuk kotak bulat seperti kulit kerang dengan Gut / benang benang sutera, di banyak daerah benua itu. Ahli lain menemukan alat ini dalam bentuk kaca di relief relief batu tua di zaman Asia Tengah dan Asia Kuno. Bahan pemikiran lain juga timbul dengan ditemukannya vas vas Yunani Kuno yang bercorak. Greek Strings mungkin adalah alat pertama yang dikatagorikan sebagai gitar. Gitar modern kemungkinan berakar dari gitar Spanyol, tetapi berbagai jenis gitar seperti instrumen instrumen yang kita bisa saksikan dilukisan lukisan pada zaman Medieval dan Renaiassance yang banyak terdapat diseluruh Eropa.

Sejarah
Kata ‘gitar’ atau guitar dalam bahasa Inggris, pada mulanya diambil dari nama alat musik petik kuno di wilayah Persia pada kira-kira tahun 1500 SM yang dikenal sebagai citar atau sehtar. Alat musik ini kemudian berkembang menjadi berbagai macam model gitar kuno yang dikenal dengan istilah umum tanbur. Pada tahun 300 SM Tanbur Persia dikembangkan oleh bangsa Yunani dan enam abad kemudian oleh bangsa Romawi (Bellow, 1970:54-55). Pada tahun 476M alat musik ini dibawa oleh bangsa Romawi ke Spanyol dan bertransformasi menjadi: (1) guitarra Morisca yang berfungsi sebagai pembawa melodi, dan (2) Guitarra Latina untuk memainkan akor. Tiga abad

kemudian bangsa Arab membawa semacam gitar gambus dengan sebutan al ud ke Spanyol (Summerfield, 1982:12). Berdasarkan konstruksi al ud Arab dan kedua model gitar dari Romawi tersebut, bangsa Spanyol kemudian membuat alat musiknya sendiri yang disebut vihuela. Sebagai hasilnya, vihuela menjadi populer di Spanyol sementara alat-alat musik pendahulunya sedikit demi sedikit ditinggalkan. Walaupun demikian al ud dibawa orang ke negara-negara Eropa Barat dan menyaingi popularitas vihuela di Spanyol. Di Eropa al ud disambut dengan baik dan berkembang menjadi berbagai model lute Eropa hingga kira-kira akhir abad ke-17. Sementara itu vihuela berkembang terus menjadi berbagai macam gitar selama berabad-abad hingga akhirnya menjadi gitar klasik yang digunakan pada saat ini.

Jenis Gitar
Secara kasar jenis gitar dapat dibagi atas gitar akustik dan gitar elektrik

Gitar Akustik
Gitar akustik memiliki bagian badan yang berlubang (hollow body) dan dapat menghasilkan suara yang relatif cukup keras tanpa penguatan elektrik. Bunyi dari gitar akustik dihasilkan dari getaran senar yang kemudian diperkuat oleh badan

gitar yang bertindak sebagai tabung resonansi.

Terdapat beberapa subkategori dari pengelompokan gitar akustik, diantaranya:

• Gitar senar-nilon, termasuk gitar klasik dan gitar flamenco
• Gitar senar-baja, termasuk gitar puncak-datar dan gitar folk
• Gitar archtop
• Gitar senar-duabelas

Pengelompokan gitar akustik juga memasukkan gitar akustik yang memiliki tingkatan jangkauan nada yang berbeda, seperti gitar bass akustik yang memiliki setem yang sama dengan gitar bass elektrik.

Gitar Elektrik
Gitar elektrik adalah gitar yang dirancang agar bunyi yang dihasilkan dapat diperkuat secara elektrik dan jika dimainkan tanpa penguatan tersebut akan menghasilkan suara yang relatif lemah. Komponen utama pada gitar elektrik adalah pickup. Pick up Elektromagnetik menangkap dan merubah getaran senar ke dalam bentuk sinyal, yang kemudian diteruskan ke pengeras suara melelui medium kabel atau gelombang radio. Suara yang dihasilkan seringkali dimanipulasi sedemikian rupa

menggunakan peralatan elektronik tambahan maupun distorsi alami dari tabung vakum di dalam pengeras suara. Terdapat dua jenis pickup magnetik, yaitu pickup kumparan tunggal (single coil) dan pickup kumparan ganda (double coil atau humbucker), dimana setiap pickup dapat diatur aktif atau pasif. Pickup pertama yang berhasil digunakan pada gitar dikembangkan oleh George Beauchamp pada 1931, diamana saat itu ia masih menggunakan badan gitar yang berlubang (hollow-body). Setelah Perang Dunia II, barulah gitar elektrik badan-padat (solid-body) dipopulerkan oleh Gibson yang bekerjasama dengan Les Paul, serta oleh Leo Fender yang bekerja secara independen.

Beberapa model gitar elektrik menggunakan pickup piezoelektrik, yang berfungsi sebagai transduser untuk menghasilkan suara yang relatif mirip dengan gitar akustik. Terdapat pula gitar yang mengkombinasikan pickup magnetik dan pickup piezoelektrik yang bernama hybrid guitars.

Senin, 10 Oktober 2011

-Bumi, dan Alam Semesta

AIR

Siapa sih, yang gak tahu benda yang satu ini? wujudnya cair, yaaa.. yang pasti susah dipegang. Ada yang tahu? Yap! Air! Air ada dimana saja! Air ada di gunung, sawah, rumah, hutan, daerah perbukitan, laut bahkan di gurun pun ada! Hanya saja, kalau di gurun, atau di tempat-tempat yang gersang, kita harus menggali dulu tanah untuk menemukan sumbernya.. kalau kalian kebetulan pergi ke daerah padang pasir, tapi langsung menemukan sungai, ya syukurlah! Tidak usah menggali dengan susah payah. Air adalah senyawa yang penting bagi semua bentuk kehidupan. yang diketahui sampai saat ini di bumi, tetapi tidak di planet lain. Air menutupi hampir 71% permukaan bumi. Coba bayangkan, berapa banyak air di dunia ini? tapi, tetap saja, walau kamu bilang air itu banyak, jangan pernah kamu melanggar perarturan “HEMAT AIR” karena, kalau kamu tidak melakukan itu, sewaktu-waktu, di dunia ini akan kehabisan AIR. Dan jangan harapkan itu!
-Maanfaat Air
Bayangkan, kalau di bumi ini tidak ada satupun sumber air seperti laut atau sungai. Bagaimana kita bisa minum? Bagaimana kita bisa menjalankan aktifitas kalau kita tidak minum terlebih dahulu? Rasanya pasti sangat tidak menyenangkan dan aku tahu itu. Tenggorokan kita akan kering dan, menjadi infeksi. Kali ini kita akan membahas tentang manfaat air bagi kehidupan manusia .


Tubuh manusia terdiri dari 55% sampai 78% air, tergantung dari ukuran badan agar dapat berfungsi dengan baik, tubuh manusia membutuhkan antara satu sampai tujuh liter air setiap hari untuk menghindari dehidrasi; jumlah pastinya bergantung pada tingkat aktivitas, suhu, kelembaban, dan beberapa faktor lainnya. Selain dari air minum, manusia mendapatkan cairan dari makanan dan minuman lain selain air. Sebagian besar orang percaya bahwa manusia membutuhkan 8–10 gelas (sekitar dua liter) per hari, namun hasil penelitian yang diterbitkan Universitas Pennsylvania pada tahun 2008 menunjukkan bahwa konsumsi sejumlah 8 gelas tersebut tidak terbukti banyak membantu dalam menyehatkan tubuh. Malah kadang-kadang untuk beberapa orang, jika meminum air lebih banyak atau berlebihan dari yang dianjurkan dapat menyebabkan ketergantungan. Literatur medis lainnya menyarankan konsumsi satu liter air per hari, dengan tambahan bila berolahraga atau pada cuaca yang panas.
-Kehidupan di Bawah Laut
Perairan bumi dipenuhi dengan berbagai macam kehidupan. Semua makhluk hidup pertama di Bumi ini berasal dari perairan. Hampir semua ikan hidup di dalam air, selain itu, mamalia seperi lumba-lumba dan ikan paus juga hidup di dalam air. Hewan-hewan seperti amfibi menghabiskan sebagian hidupnya di dalam air. Bahkan, beberapa reptil seperti ular dan buaya hidup di perairan dangkal dan lautan. Tumbuhan laut seperti alga dan rumput laut menjadi sumber makanan ekosistem perairan. Di samudera, plankton menjadi sumber makanan utama para ikan.
-Mari Menghemat Air!
Nahh.. kalian sudah membaca kan? Kalau begitu, sekarang mari cintai air.. jangan mengotori air, karena dibalik air, kalian bisa berbuat sesuatu yang pastinya akan lebih baik. Kalau begitu, sekarang, mari kita belajar menghemat air. Sedikit kita menghemat air, berarti kita sudah menabung air untuk masa depan. Ini adalah beberapa tips pemakaian air yang bisa menghemat pengeluaran dari air itu sendiri. Dengan hal sekecil apapun, kita bisa menghemat air!
Tips menghemat air:
• Kalau sedang mandi, lebih baik gunakan shower, karena pemakaian air yang ada di shower lebih kecil.
• Lebih baik, kalau lagi cuci tangan, kalau sudah tidak dipakai, misalnya sedang memakai sabun, dimatikan krannya.
• Sedang menyiram tanaman? Tidak usah mengambil air seember! Lebih baik, kalian ambil air beberapa gayung dulu. Lalu, kalau kurang ambil lagi. Tapi, HARUS SECUKUPNYA!
• Kalau mandi memakai Bathtup juga harus secukupnya. Kalau kebanyakan, airnya bisa bleberan! Sayang kan?
• Nahh.. yang mandi menggunakan bak mandi, kalau mandi lebih baik siramannya sedikit saja. Tidak usah sampai 7 kali atau banyak lah! Yang penting sudah tersiram itu sudah cukup!
• Ada yang sedang merebus air? Jangan ambil air banyak-banyak! Lihat saja takaran yang kamu inginkan. Kamu bisa mengkira-kira dari jumlah airnya.. dan, kalau ada yang berlebih jangan dibuang begitu saja! Kalian bisa menaruhnya digelas besar dulu atau dimangkuk besar. Lalu, sisanya bisa diberi tanaman!
Ya, hanya itu saja saranku, mungkin kalian bisa membuat cara menghemat air lagi yang lebih banyak dariku, dan, sampai ketemu lagi dilembar Bumi dan Alam Semesta! Byebye! Muach!

Jumat, 01 Juli 2011

Lirik lagu Don’t Stop The Music –Rihanna



Please don't stop the music
Please don't stop the music
Please don't stop the music
Please don't stop the music

It's getting late
I'm making my way over to my favourite place
I gotta get my body moving
Shake the stress away
I wasn't looking for nobody when you looked my way
Possible candidate, yeah
Who knew
That you'd be up in here looking like you do
You're making staying over here, impossible
Baby, I must say your aura is incredible
If you don't have to go, don't

Do you know what you started?
I just came here to party
But now we're rocking on the dance floor, actin' naughty
Your hands around my waist
Just let the music play
We're hand in hand, chest to chest and now we're face to face

[CHORUS]
I wanna take you away
Let's escape into the music, DJ let it play
I just can't refuse it
Like the way you do this
Keep on rockin' to it
Please don't stop the, please don't stop the music
I wanna take you away
Let's escape into the music, DJ let it play
I just can't refuse it
Like the way you do this
Keep on rockin' to it
Please don't stop the, please don't stop the
Please don't stop the music

Baby are you ready cause it's getting close
Don't you feel the passion ready to explode?
What goes on between us no-one has to know
This is a private show

Do you know what you started?
I just came here to party
But now we're rocking on the dance floor, actin' naughty
Your hands around my waist
Just let the music play
We're hand in hand, chest to chest and now we're face to face

[CHORUS]

[x4]
Please don't stop the music

[CHORUS x2]

Please don't stop the music
Please don't stop the music
Please don't stop the music

Lyric lagu Love Today-MIKA


Doom, da da-di da-di, doom, da da-di da-di

Everybody's gonna love today
Gonna love today, gonna love today
Everybody's gonna love today, gonna love today
Anyway you want to, anyway you've got to
Love love me, love love me, love love

I've been crying for so long
Fighting tears just to carry on
But now, but now it's gone away

Hey girl, why can't you carry on?
Is it 'cause you're just like your mother?
Little tyke, like to tease for fun?
Well, you ain't gonna tease no other
Gonna make you a lover

Everybody's gonna love today, love today, love today
Everybody's gonna love today
Anyway you want to, anyway you've got to
Love love me, love love me, love love

Girl in a groove with the big bust on
Big bust on, big bust on
Wait till your mother and your papa's gone, papa's gone
Momma, momma papa
Shock shock me, shock shock me, shock shock

Said everybody's gonna love today
Gonna love today, gonna love today
I said everybody's gonna love today, gonna love today
Anyway you want to, anyway you've got to
Love love me, love love me, love love

Carolina sits on ninety-five
Give her a dollar and she'll make you smile
Hooker, what a looker, walk away!

Carry dresses like a kid for fun
Licks her lips like they're something other
Tries to tell you life has just begun
But you know she's getting something other
Than the love from her mother

Everybody's gonna love today, love today, love today
Everybody's gonna love today
Anyway you want to, anyway you've got to
Love love me, love love me, love love

Girl in a groove with the big bust on
Big bust on, big bust on
Wait till your mother and your papa's gone, papa's gone
Momma, momma papa
Shock shock me, shock shock me, shock shock

I said everybody's gonna love today
Gonna love today, gonna love today
I said everybody's gonna love today, gonna love today
Anyway you want to, anyway you've got to
Love love me, love love me, love love

Doom, da da-di da-di, doom, da da-di da-di
Doom, da da-di da-di, doom, da da-di da-di
Doo doo, da-di da-di, doo doo, da-di da-di
Doom, da da-di da-di, doom, da da-di da-di

Everybody's gonna love today
Gonna love today, gonna love today
Everybody's gonna love today, gonna love today
Anyway you want to, anyway you've got to
Love love me, love love me, love love

Doom, da da-di da-di, doom, da da-di da-di
Doom, da da-di da-di, doom, da da-di da-di
Doo doo, da-di da-di, doo doo, da-di da-di
Doom, da da-di da-di, doom, da da-di da-di

“The Funniest Holiday!”


-Pengenalan
Hai! Namaku Raisya. Nama lengkapnya Raisya Syakhira Putri. Biasa dipanggil Sya-sya atau Raisya. Aku adalah anak ke2 dari 3 bersaudara. Umurku 8 tahun. Ulang tahunku tanggal 4 Juni 2002. Aku mempunyai 1 kakak yang baik. Dengan 1 adik yang baik. Nama kakaku Amalia. Biasa dipanggil Lia. Nama panjangnnya Amalia Ghazina Dharmawan. Umurnya 12 tahun. Dan satu lagi, Zhania Putri Aisyah. Dia adalah adikku yang paling baik. Panggilannya adalah Zhania. Sudah cukup ya pengenalannya! Aku akan menceritikan pengalamanku yang paling berharga. The Funniest Holiday! Selamat membaca.. enjoy!
-Bagian 1
Aku adalah seorang anak bernama Raisya. Aku pikir, aku ini unik. Semua keluarga ku, mulai dari kakek, nenek, ibu, ayah, kak Lia, Zhania, tante, om, keponakanku, temanku semuanya lahir bulan Januari. Kalaupun beda, pasti berkelompok. Misalnya, kakek, kak Lia, tante Novy (tanteku) lahir bulan April. Sedangkan aku sendiri lahir bulan Juni. Dan aku adalah anak yang tak pandai memasak. Kenapa? Karena waktu om Rahman mengadakan acara memasak bersama, aku memasak pancake. Tapi, pancake ku gosong! Tapi tidak dengan semua keluargaku. Makanannya tidak ada yang gosong ataupun tak terlihat menarik. Semuanya menarik. Bahkan, adikku Zhania yang hanya memasak nasi goreng, diludes sama kak Lia dan nenek. Padahal aku mau mencobanya. Katanya enak. Dan makananku sendiri saja yang tak disentuh. Tapi tiba-tiba ada seekor kucing datang. Aku memberikan pancake gosongku kepadanya. Dan dimakan! Aku senang sekali. Dan kucing itu kupelihara dan kuberi nama Angela. Yah… begitulah..
-Bagian 2
Tak terasa, libur tahun ajaran baru telah datang. Agar aku tidak bosan, aku main ke lapangan yang ada didekat rumahku. Disana ada dua teman karibku. Fania dan Shilia.
“Hai teman-teman!” sapaku pada mereka berdua,
“Hai Raisya!” kata Fania. Aku mendekati mereka berdua.
“Kalian sudah libur ya??” tanya ku. Fania dan Shilia mengangguk.
“Duduk dulu yuk!” ajak Shilia sambil duduk disebuah kursi. Aku dan Fania pun mengikuti.
“Kita main apa ya?” tanya ku.
“Entahlah..” kata mereka berdua. Tiba-tiba aku kedatangan ide.
“Kita masak aja yuk!” ajakku.
“Masak apa?” tanya mereka berdua.
“Mmmhhh… kue lapis?” tanyaku.
“YA!” seru mereka.
“Tapi kamu punya bahannya nggak?” tanya Shilia.
“Gampang! Kita tinggal beli di supermarket!” kataku. Aku mengeluarkan uang 100.000 ribuku dari kantong celanaku. Itu uang pemberian nenek saat aku berkunjung kerumahnya. Aku, Shilia dan Fania berjalan ke supermarket yang tak jauh dari rumahku. Sesampainnya di supermarket aku langsung mengambil keranjang merah untuk menaruh belanjaan.
“Apa kamu tahu bahan untuk membuat kue lapis?” tanya Fania.
“Tentu! Aku pernah dikasih tahu sama kak Lia” kata ku enteng. Fania mengangguk. Mau tahu apa aja bahannya? Ini dia!
Kue Lapis




Bahan:
• 1 ½ mangkuk tepung terigu
• 1 ½ mangkuk tepung kanji
• 1 ½ mangkuk gula pasir
• 1 ½ mangkuk santan kental
• 1 sendok makan garam
• ½ sendok teh vanili
• Pewarna makanan berwarna merah dan hijau secukupnya

Selesai memasukkan bahan-bahan masakan ke keranjang. Aku dan teman-teman pergi ke kasir. Petugas kasir pun menghitung jumlahnya.
“Semuanya 45.000 ribu dek!” kata petugas kasir sambil mengantongi belanjaan kami. Dan petugas kasir pun memberikan kembaliannya. Aku segera keluar dari ruangan yang panas itu bersama Fania dan Shilia. Aku segera memasuki rumahku yang cukup besar. Sebelumnya aku sudah ijin ke kak Lia untuk memakai dapur. Soalnya ibu dan ayahku tidak libur kerja. Jadi, kak Lia yang bertanggung jawab selama ibu dan ayah pergi.
“Nanti, kalau sudah selesai dibereskan lagi ya!” pesan kak Lia. Aku mengangguk, yang diikuti Shilia dan juga Fania. Aku menaruh bahan-bahan yang dibeli di supermarket.
“Sekarang bagaimana?” tanya Fania.
“Aku tidak bisa memasaknya. Tapi aku ingat, ibuku mempunyai buku resep tentang kue lapis!” kataku. Aku berlari menuju ruang tamu. Aku menemukan buku resep memasak kue lapis. Dan segera ke dapur lagi. aku membuka halaman demi halaman. Dan ketemu! Resep memasak kue lapis.
“Kamu bacaiin cara mengolahnya, aku dan shilia menyiapkannya. Oke?” ucapku. Fania mengangguk.
Ini dia cara mengolahnya!
Cara Mengolah:
• Semua bahan dicampur menjadi adonan.
• Bagilah adonan menjadi tiga bagian. Berilah pewarna pada tiap bagian merah, hijau, dan putih.
• Didihkan air dalam panci (dandang) dan masukkan loyang yang sudah diolesi mentega.
• Masukkan adonan yang berwarna merah, tunggu sampai 5 menit baru masukkan adonan berwarna lain. Masukkan sampai adonan habis.
• Dinginkan dan potong – potong sebelum dihidangkan.

“Semua bahan dicampur!” kata Fania. Maka, aku serta Shilia mengikuti perintah Fania.
“Bagilah adonan menjadi tiga bagian. Beri pewarna pada bagian-bagiannya! Warna merah, hijau dan putih..” kata Fania. Aku membagi adonan tadi menjadi 3. Sedangkan shilia memeberikan warna pada tiga adonan tadi yang sudah dibagi menjadi 3.
“Sekarang, isi air di dalam panci (dandang) dan masukkan loyang sudah diolesi mentega” kata Fania. Mukanya terlihat serius. Aku mengisi air menggunakan dandang. Dan Shilia mengolesi loyang dengan mentega.
“Masukkan adonan yang berwarna merah, tunggu sampai 5 menit, baru masukkan adonan yang lain. Masukkan semuanya samapai habis!” kata Fania lagi. Shilia, dibantu aku memasukkan adonan warna merah kedalam dandang. Setelah 5 menit, aku memasukan adonan warna hijau, dan Shilia memasukan adonan warna putih. Kami bertiga menunggu. Lumayan lama. Tapi, tak terasa adonan yang kami buat sudah jadi.
“Dan dinginkan. Lalu potong-potong sebelum dihidangkan!” kata Fania. Aku memasukkan adonan yang sudah dikukus tadi kedalam kulkas. Setelah beberapa lama, kami potong-potong kue itu. Dan… hmmm!! Yummy.! Kami sudah tak sabar untuk icip-icip. Kami membuat kue itu agak banyak. Tak lupa, sebelum menyatapnya kami beres-beres dapur dulu. Aku mencuci alat-alat yang kotor. Shilia menyapu dan Fania mengepel. Soalnya tadi ada beberapa bahan yang jatuh kelantai. Jadinya kotor. Kami membawa piring yang berisi kue lapis ke meja makan. Tak lama datang Zhania dan kak Lia.
“Kak, boleh aku icip-icip?” tanya Zhania. Aku mengangguk.
“Aku juga boleh kan, Fania?” tanya kak Lia.
“Tentu” kata Fania. Kami semua mencoba kue itu. Dan.. enak banget! Coba kalau kalian yang nyoba! Pasti ketagihan! Kami semua menghabiskan kue lapis itu. Dan mencuci piring-piring itu. Hmmm. So YUMMY!
-Bagian 3
Tak seperti biasanya, tiba-tiba aku sudah diajak main sama Fania dan Shilia.. tapi bukan sekadar main. Tapi main air. Alias berenang. aku seneng banget. Apalagi aku diperbolehkan sama ibu. Untung hari ini ibu dirumah. Ibu cuti. Katanya ada sesuatu. Aku menyiapkan segala sesuatunya untuk berenang. Cream sinar matahari, baju ganti, kacamata renang perlengkapan bilas dan lain-lain. Aku segera keluar dan memakai sepatu sendalku yang bergambar hello kitty. Shilia dan Fania pun sudah siap. Oh ya! Aku hampir lupa. Fania dan Shilia itu saudara. Jadi mereka akrab banget. Kami pergi kerumah Fania yang mewah. Disana sudah menunggu supir Fania dengan mobilnya.
“Non sudah siap?” tanya supir Fania.
“Siap dong!” kata Fania. Kami masuk ke mobil Fania.
“Kita langsung berangkat atau gimana?” tanya ku pada Shilia. Shilia menggeleng.
“Entahlah” aku bertanya pada Fania.
“Fania, apa kita langsung ke kolam berenang?” kata ku.
“Nggak. Kita ke toko roti Tree Eggs” oh ya! Aku ingat! Aku kan belum bawa bekal. Untung Fania mengajakku ke toko roti Tree Eggs,,
-Bagian 4
Perjalanan kami menuju toko roti cukup jauh. Kami biasanya mengobrol dulu. Banyak yang kami obrolkan. Mulai dari sekolah masing-masing dan lain-lain. Aku lupa kasih tahu ya? Sekolah kami bertiga memang berbeda. Tapi sekolah kami berdempetan. Dan tak lama kami sampai di toko roti Tree Eggs. Katanya Fania, kolam berenangnya tidak cukup jauh dari toko roti. Hanya beberapa meter. Jadi di toko roti ini juga menjual alat renang dibagian atas gedung toko roti. Soalnya toko roti ini dekat dengan kolam berenang. Kami bertiga turun dari mobil. Kami masuk keruangan toko Tree Eggs yang dingin karena ber AC. Aku melihat banyak rak-rak roti yang berdempetan. Kelihatannya Fania dan Shilia pun tak sabar untuk mencicipi kue dan roti yang ada disana. Wangi khas kue pun bertebaran dimana-mana. Kami segera mengambil baki dan penjepit roti untuk mengambil makanan. Shilia mengambil beberapa kue sus coklat, roti keju, dan 2 donat rasa kacang hazelnut. Kalau Fania beda lagi. Dia mengambil roti sosis, roti alphabet berbentuk F yang ditaburi meses. Memang, namanya alphabet karena bentuknya huruf-huruf. Dan 5 pizza mini. Tapi pizza mini itu katanya buat dirumah. Kalau aku beli roti mini alphabet dan 2 roti sosis. Setelah itu kami pergi ke kasir. Tentu yang membayar Fania.
“Semuanya 150.000 dik!” kata petugas kasir. Petugas kasir itu membungkus roti dan kue-kue kami menggunakan plastik kecil yang bertuliskan :
Toko Roti Tree Eggs
“Solusi makanan anda”
Setelah membayar, aku memasukkan plastik mini yang berisikan rotiku ke tas. Kami segera keluar dari toko roti yang besar dan bercat hijau itu. Kami naik lagi ke mobil Fania. Dan berangkat menuju Swimming Peach.
-Bagian 5
Yah! Akhirnya sampai juga di Swimming Peach. Swimming peach adalah kolam berenang khusus perempuan. Makanya, disini semua perempuan. Jangan takut kalau diintipin anak lelaki saat mandi. Shilia, Fania dan Aku pergi ke tempat pembelian tiket alias Loket. Harga tiket disini cukup terjangkau. Kalau anak-anak 5.000 kalau orangtua mmhh.. berapa ya? Kalau nggak salah 8.000. setelah membeli tiket aku, Fania dan Shilia menaruh tas di meja bundar.
“Ayo kita nyebur!!!!” kata Fania dan aku nyerocos. Kami memang sudah ganti baju. Soalnya baju renang kami di double. Jadi tinggal copot baju luar kita.
“Eeeehhhh!! Pemanasan dulu! Nanti keram!” kata Shilia bersiap-siap untuk pemanasan. Akhirnya Fania dan aku mengikuti Shilia. Ceritanya dia yang jadi petugasnya.
“1… 2.. 3… 4.. 5… 6… 7..8…” hitung Shilia sambil merenggangkan kakinya. Kami pun mengikutinya. Setelah pemanasan yang melalahkan itu selesai akhirnya kami nyebur. Tak lupa kami memakai kacamata renang. Kami berenang di kolam yang lumayan dalam. Tapi tidak dalam juga. Hanya se-dada. Menurut kami itu tidak dalam. Karena kami biasa masuk ke kolam itu.
“Eh,, kita lomba yuk!” ajak Fania.
“Lomba apa?” tanya Shilia. Aku yang lagi berenang gaya batu langsung ikut-ikuttan.
“Ngapain nih kita?” tanya ku.
“Iihh! Raisya sih! Berenang mulu. Kita lomba lari di air sampai perosotan itu ya!” Fania menunjuk sebuah perosotan warna biru.
“Oke” kata Shilia.
“Tapi siapa yang jadi juri?” tanya ku.
“Hompimpa aja. Sendiri jadi. Oke?” kata Fania. Kami pun mengulurkan tangan dan…
“HOMPIMPA ALAIHUM GAMBRENG! SENDIRI JADII….” Kami berteriak dan pluuk! Fania lah yang menjadi juri. Kami berdua, Shilia dan aku bersiap di garis start yang ditentukan. Dan kami pun berlari memang kelihatan seperti berjalan. Padahal kami lari. Soalnya kan berat berlari di. Air. Dan itulah tantangannya. Yap! Dan aku menang! Aku memegang perosotan biru itu. Sedangkan Shilia masih berusaha berlari sampai perosotan. Akhirnya dia menyusul. Aku ingat. Aku punya gelang.
“Eh teman-teman! Aku punya gelang. Nanti rebutan yah, siapa yang bisa ngambil gelangku. Aku yang jadi juri” kataku. Fania dan Shilia mengangguk. Aku mulai melempar gelang warna merahku. Gelang itupun tenggelam dalam air. Dan tak!! Gelang itu patah.
“Mmhh.. maaf Raisya.. gelang mu patah” kata Shilia. Aku menatap gelang yang diberikan Shilia.
“Biarlah. Ini juga gelang plastik. Gampang patah” kataku.
“Yaudah.. daripada nangis-nangisan, mending kita lomba lagi” kata Fania.
“Siapa yang nangis sih??” tanyaku.
“Habisnya.. kayaknya kamu natap gelang itu mulu sihhh” lanjut Shilia.
“Yaudah lomba apa lagi??” tanyaku.
“kita lomba siapa yang bisa bertahan paling lama didalam air..” kata Fania. Kali ini yang jadi jurinya Shilia. Shilia menghitung.
“1..2..3…! MULAI!” kata Shilia. Aku dan Fania pun masuk ke air. Shilia pun menghitung untuk mengetahui berapa lama kami bisa bertahan.
“Ya! Raisya 11 detik!” kata Shilia. Tapi Fania jauh lebih beda.
“Fania 33 detik!” kata Shilia. Dan yang menang pun Fania. Sebelum pulang kami pun berenang dulu sebentar. Bilas dan makan roti yang habis dibeli di toko roti. Hhuuuhh! Segar…
-Bagian 6
Aku ingin mencoba untuk membuat sesuatu yang luar biasa. Yaitu masak besar. Tidak hanya memasak 1 masakan saja. Tapi 3 masakan sekaligus. Serta tak lupa minumannya. Hmmm.. kali ini aku pergi kerumah Shilia. Aku ingin menyampaikan niatku itu. Rupanya dirumah Shilia ada 4 orang yang sedang bermain. Fania, Edward, Leo dan Jully. Itu semua adalah teman komplekku. Tapi ketika kami membuat kue lapis dan berenang ke Swimming Peach, hanya Shilia dan Fania saja yang ikut. Jully, Leo dan Edward belum liburan saat itu.
“Eh Raisya!” kata Jully kaget ketika melihat aku masuk kerumah Shilia. Kami semua berkumpul.
“Ada apa sih?” tanya Leo heran.
“Aku punya rencana…” kataku senang.
“Renacana apaan sih?” tanya Edward dan Fania berbarengan. Tak ketinggalan Shilia.
“Kita akan mengadakan masak besar. Bukan hanya memasak satu masakan saja. Tapi 3 sekaligus… bagaimana?” tanya ku.
“Sama minumannya juga?” tanya Shilia. Aku mengangguk.
“Aku udah bawa resepnya. Kita akan masak hidangan utama, hidangan penutup, hidangan pembuka dan juga minumannya” kata ku. Teman-temanku, mulai dari Shilia, Fania, Jully, Edward dan Leo kelihatan senang. Ini dia resepnya… mau lihat kan????
-Makanan Utama
Keranjang Mi
Bahan kulit :
• 120 gram mi telur kering, seduh air mendidih, tiriskan
• Minyak goreng
• Daun selada secukupnya
Bahan saus :
• 3 sdm mayonnaise
• 1 sdm pasta tomat
• 1 sdm mentega
• 2 siung bawang putih acar, cincang halus
• 1/4 sdt lada halus
• 1 sdt gula pasir
• 1 sdt cuka
Bahan isi :
• 200 gram sosis ayam, goreng potong dadu
• 100 gram wortel rebus, potong dadu 1 cm
• 75 gram kacang polong beku, seduh air panas
• 75 gram jagung kalengan, tiriskan
Cara membuat :
1. Panaskan minyak dalam wajan. ambil sejumput mi. masukkan ke dalam cetakan sarang burung. tekan, goreng dalam minyak panas hingga kering. angkat, tiriskan. sisihkan.
2. Buat isi : campur bahan saus, aduk rata. masukkan wortel, jagung, kacang polong, dan sosis, aduk. masukkan dalam lemari pendingin.
3. Penyelesaian : sesaat sebelum disajikan, isi keranjang mi dengan sesobek daun salada dan 1 sdm bahan isi.
-Makanan Penutup
Pudding Kacang Hijau
Bahan yang disediakan :
1) 250 gr Kacang hijau, rendam semalam dan kukus hingga empuk
• 1000 cc santan kental
• 250 gr gula pasir
• 150 cc putih telur
• 2 bungkus agar putih
• pewarna makanan coklat
• garam secukupnya
Cara Membuat:
Rebus semua bahan kecuali kacang hijau hingga mendidih
• Kocok putih telur hingga mengental
• Masukkan bahan yang telah direbus kedalam kocokan putih telur
• Masukkan kacang hijau
• Siapkan cetakan kemudian basahi dengan air hingga merata
• Ambil sebagian adonan putih dan masukkan ke loyang sebagai bahan dasar
• Masukkan sebagian adonan coklat baru sisa adonan putih
• Terakhir masukkan adonan coklat diatasnya.
• Dinginkan dalam kulkas
• Sajikan setelah mengeras.
-Makanan Pembuka
Tofu Oatmeal Goreng
Bahan :
• 1 bungkus tofu telur, iris-iris
• 100 gram quick oatmeal
• 1 siung bawang putih, haluskan
• 1 butir telur, kocok lepas
• 1 sendok teh garam
• 1 sendok teh lada bubuk
• 1/2 gelas belimbing air
Cara membuat :
1. Rendam tofu dengan bawang putih, garam, lada dan air. diamkan kurleb 15 menit.
2. Blender halus Oatmeal dan sedikit garam untuk digunakan sebagai panir.
3. Celupkan tofu yang sudah direndam ke dalam telur kemudian gulingkan tofu ke oatmeal hingga terbalut rata.
4. Goreng tofu di atas api sedang sampai kecokelatan.
-Minuman
Teh Yogo Seru
3 kantung teh celup
2 iris buah nanas segar *
1 sdm juice mangga/sirup squash mangga *
2 sdt yoghurt plain *
150 ml air
½ sdm es krim strawberry *
2 sdm gula pasir
6 buah es batu *
Cara membuat :
1. Siapkan teh sirup
2. Blender semua bahan jus (*) jadi satu selama 3 menit
3. Siapkan gelas saji, masukan jus, tuang the sirup secara perlahan
4. Hias dengan strawberry, nanas dan tambahkan es krim
5. Hidangkan dingin
Untuk 1 gelas
Huuf! Itulah yang akan kita buat nanti. Kami pergi ke supermarket untuk membeli semua bahan yang dibutuhkan. Dan kami semua , selesai belanja langsung pergi kerumahku. Dan langsung menuju dapur. Kali ini pun aku sudah ijin sama kak Lia untuk pinjam dapur. Kali ini pun sama juga jawabannya
“Nanti dapurnya dibereskan ya!” kami langsung bekerja keras membuat semua makanan itu. Yang pertama kami membuat adalah Teh Yogo Seru. Memang seru membuatnya. Karena dibuat bersama-sama. Kami hanya butuh waktu 20 menit untuk membuat Teh Yogo Seru. Lalu karena kami harus membuat makanan yang lain, kami masukkan ke Freezer Teh Yogo itu. Lalu kami membuat makanan Pembuka, Tofu Oatmeal Goreng. Agak susah sih… tapi tak terasa.. huuuffff.. selesai juga tuh tofu! Lalu.. ya, makanan utama! Keranjang mi. ketika kami memasaknya memang sangat susah. Kami agak dibantu sedikit sama Jully. Soalnya, dialah yang paling jago masak.,… ketika sudah selesai, perut kami terasa keroncongan karena mencium wangi keranjang mi yang lezat. Tapi tunggu! Kita belum memasak makanan penutup! Pudding kacang hijau. Sama seperti Teh Yogo Seru, Pudding kacang hijau ini juga membuatnya sama-sama seru. Tapi waktu kami memasak pudding ini hanya 15 menit. Beda 5 menit sama Teh Yogo Seru. Huuuufff!! Melelahkan juga. Kami mengeluarkan Teh Yogo dari Freezer. Untung tidak beku.! Kalo enggak.. kami harus menggigit Teh Yogo itu. Brrrrr!! Kami membuat 8 gelas teh. Sebenarnya, kami hanya membuat 6. Tapi kerena ada Zhania dan kak Lia dirumah, jadi kami berenam membuat 2 lagi Teh Yogo. Kami mencuci peralatan yang habis dipakai. Ada yang mencuci juga ada yang menyapu dan pengepel. Yang tidak kebagian tugas, yaitu Edward dan Leo, hanya melihat saja. Selesai membersihkan dapur, kami menaruh makanan di meja. Kak Lia kelihatan sudah tak sabar untuk mencicipinya. Kak Lia memang doyan makan! (hhiiii!! Pis ya kak lia! ^,^). Apalagi dia ingin mencoba keranjang mie dan juga es tehnya. Dan … kami pun mulai makan. Zhania pun ikut makan, beserta kak Lia. Kami membuat semua makanan itu agak banyak. Kalau teh yogo, sesuai takarannya masing-masing. Hhuuuhh kenyang! Tapi dipiring masih ada setengah keranjang mi. dan kak Lia yang memang suka mi langsung melahapnya.
“EEERRRGGHHHH!” uh! Siapa nih yang sendawa.?!
“Siapa yang sendawa nih!!!????” geram Jully.
“Iya!!??? Baunya abujunet!!!!????” kata Leo. Semuanya ketawa mendengar kata “abujunet”. Kami menatap edward yang tak ikut tertawa.
“Jangan-jangan kak Edward ya???!!!” tanya Zhania. Edward kelihatan tak berkata-kata.
“Wah-wah-wah… ini dia si ahli sendawa! Edward!” kata Fania. Semuanya langsung ketawa. Tak terkecuali Edward.
“Sorry!” kata Edward.
-Bagian 7
Kalian tahu ini tanggal berapa? Ya! 4 Juni 2011. Ini adalah ulangtahunku yang ke sembilan. Aku seneng banget! Tapi aku heran.. ada yang berbeda di ulang tahunku ini. semua orang menghilang. Aku jadi takut. Padahal sudah kucari keseluruh rumah tapi nggak ketemu juga. Kulihat keluar rumah. Diluar juga sepi. Yang kulihat hanya tukang pos dengan motornya. Tukang pos itu berhenti berhenti didepan rumahku. Dia memberikan sepucuk surat ber amplop biru bergambar peri. Bertuliskan.
“Untuk Raisya Syakhira Putri..” serta menuliskan alamat rumahku. Aku jadi heran. Aku membuka amplop itu. Disitu bertuliskan..
“Met ultah Raisya, makin pinter, sayang sama orangtua dan panjang umur ya!” tapi sungguh! Aku tak tahu tulisan siapa itu. Padahal aku paling hapal dengan tulisan kerabat-kerabatku. Aku menaruh surat itu dikantong celanaku. Aku masuk kerumah. Tiba-tiba.. pluk! Ada kertas yang jatuh kekepalaku! Aku makin heran lagi. Siapa sih ini! kubaca tulisan yang ada dikertas itu.
“Met ultah Raisya” hanya itu yang ditulis dikertas itu. Aku duduk di meja makan. Aku menangis. Kulihat dimeja itu, ada kue ulangtahun dan lilin berbentuk angka sembilan. Aku kembali menangis. Dan.. dor! Ada yang mengagetkanku!
“Happy birthday Raisya!” dan saat kulihat.. itu adalah Fania! Lalu muncullah teman-temanku yang lain, dan juga ada ayah, ibu, kakek, nenek, om, tante dan saudaraku yang lain. Aku senang sekali. Rupanya, itu adalah kejutan yang akan diberikan kepadaku. Aku kaget sekali. Kami merayakan pesta ulang tahun itu dengan sangat meriah. Aku, Jully, Fania dan Shilia tiba-tiba diserang oleh Leo dan Edward. Mereka melemparkan kue ultah kemuka kami. Kami pun balas menyerang. Tapi kami tidak lama-lama bermain lempar kue. Kerena sayang. Takut habis. Hah! Itu adalah hari yang paling menyenangkan…
-Bagian 8
Banyak sekali hadiah yang diberikan ketika ulangtahunku. Esoknya, aku membuka hadiah yang diberikan saudara-saudaraku. Nenek memberikan.. mmmmhh apa ya? Oh ya! Buku resep memasak cupcake! Kalau kakek.. jam tangan. Banyak banget sih! Nih, ku kasih daftarnya aja ya…
DAFTAR HADIAH
BY: RAISYA CUTE (ALAY!)
Nenek: buku resep memasak cupcake
Kakek: jam tangan
Om Asrul: tempat pensil
Om Rahman: baju muslim (1 set)
Tante Novy: mukena (karena, Om Rahman sama Tante Novy suami istri, jadi hadiahnya hampir sama)
Tante Igustin: tas
Ayah: barbie (mainan.. tahu kan?)
Ibu: 1 paket buku seri lima sekawan (lengkap looohh)
Kak Lia: Buku resep memasak mi ( udah tahu kan.. kak Lia itu suka sama yang namanya mi)
Zhania: buku dongeng (makasih ya.. Zhania!!)
Leo: bola basket (ahaiiiyy.. dia tahu aja, aku suka basket)
Edward: tempat makan gambar winnie the pooh
Anton (saudara): 5 bandana
Lucky (keponakan): boneka
Jully: buku kumpulan cerita dari seri 1 sampai 10
Fania: Diary
Shilia: krayon
Penny (adiknya Anton): album foto
Valeri (kakaknya Lucky): boneka bentuk balerina.
Huuhh.. seneng deh.. punya saudara yang baik-baik semua.. apalagi aku seneng kadonya Fania. Aku dari kecil mau banget punya dairy. Tapi aku nggak pernah diizinin ibu untuk beli diary. Makasih ya, semuanya….!!!!
-Bagian 9 (season akhir)
Hari ini aku sedih banget. Tahu nggak kenapa? Semua temanku harus pergi.. Fania pergi ke Paris, katanya ayahnya ada urusan disana.. kalau Edward dan Leo pindah rumah ke Padang. Shilia harus menengok neneknya di Bandung. Sedangkan Shilia pindah rumah ke China. Aku sedih banget. Kalaupun ketemu, aku Cuma bisa dengan jarak jauh. Misalnya teloponan, chatting dan lain-lain. Aku sediiiihhh banget. Selamat tinggal teman-teman! Aku sayang kalian!!!!

Selasa, 10 Mei 2011

“Terjebak di Pantai!”


Frea senang sekali. Hari ini, ayah, ibu dan adiknya, Freli akan pergi kepantai.
“Frea! Freli! Cepatlah sedikit!” kata ayah dari luar. Frea dan Freli segera keluar dari kamarnya.
“Ada apa sih yah?” tanya Freli.
“Bukankah hari ini kita akan pergi ke pantai?” tanya ayah.
“Oh iya! Frea dan Freli lupa! Kita siap-siap dulu ya yah!” kata Frea dan Freli.
10 menit kemudian…
“Kita sudah siap!” kata Frea dan Freli sambil memegang tas besar. Yang berisi perlengkapan renang dan lain-lain.
“Ibu mana?” tanya ayah. Tapi tiba-tiba datang seseorang.
“Ibu disini!” kata ibu. Akhirnya mereka segera naik ke mobil.
“Ayo cepat! Jangan sampai kita terkena macet!” kata ayah panik. Tapi tak lama…
“YAH! Macet!” kata Frea.
“Bagaimana ini?” tanya ibu.
“Ya kita tunggu saja.” Kata ayah. Selama menunggu, Frea hanya mendengarkan lagu Poker Face-nya Lady gaga. Sementara Freli memilih membaca buku yang berjudul “Lets go cooking!”.
15 menit…
Frea sudah bosan mendengar lagu Poker Face. Dan Freli sudah 7 kali membaca buku “Lets go cooking” selama berulang-ulang.
“Ayah! Kami berdua bosan!” kata Freli. Tapi tiba-tiba,
Ngiingg….
Suara mobil kembali terdengar. Mobil sudah berjalan kembali.
“HORE!” mereka pun melanjutkan perjalanan ke pantai.
Di pantai…
“Ayah! Ibu! Itu pantainya!” tunjuk Frea. Mereka sekeluarga memilih tempat yang nyaman. Tepatnya dibawah pohon kelapa.
“Bu! Frea dan Freli main ya!” kata Freli.
“Ya! Tapi, jangan lewati garis yang ada disana! Itu adalah batas pantai. Jika kalian melebihi batas pantai, kalian tidak bisa kembali ke pantai lagi!” kata ibunya, sambil menunjuk sebuah garis warna merah. Mereka mengagguk.
“Freli, sekarang apa yang akan kita lakukan?” tanya Frea kepada Freli.
“Main pasir?” tanya Freli tak yakin.
“Tidak.. nanti saja!” kata Frea menggeleng.
“Berenang!” usul Freli.
“NO!” kata Frea.
“Bagaimana kalau… bermain voli!” kata Freli. Seketika itu juga, datang seorang anak laki-laki.
“Hai! Aku peter! Bagaimana kalau kalian bergabung dengan kelompok voliku?” tanya anak yang bernama Peter.
“Baiklah Peter!” kata Frea. Akhirnya Peter membawa mereka ke sebuah tempat. Disana, tepatnya 3 orang lainnya sedang menunggu.
“Hai Peter! Bagaimana pengecut!? Kau sudah siap untuk bertanding voli denganku?” tanya salah satu orang. Ternyata orang itu adalah musuh Peter.
“Ayo kita mulai!” kata Peter. Akhirnya mereka mulai bermain voli.
Akhirnya…
“Yah! Kita menang!” Freli.
“Ya! Ayo kita rayakan dengan makan es krim!” kata Frea. Akhirnya, Peter, Frea dan Freli membeli es krim di Ice Cream world. Salah satu kedai es krim yang tak jauh dari tempat mereka bermain. 1 es krim di Ice cream world berharga 3 cikcle (mata uang di kota mereka).
“Semuanya menjadi 6 cikcle” kata petugas kasir. Freli membayar es krim itu dengan 15 cikcle dan petugas kasir pun segera memberi kembaliannnya (oh iya, disana, 3 cikcle sama dengan 5 ribu rupiah. Kalau 1 cikcle berapa ya?).
“Tadi seru ya main volinya..” kata Peter. Frea dan Freli mengangguk. Mereka pun berjalan-jalan. Tapi…
“Kau lihat garis itu?” tanya Peter sambil menunjuk sebuah garis.
“Garis yang mana?” tanya Freli.
“Gari yang mana Peter?” tanya Frea ikut-ikuttan.
“Garis warna merah itu!” kata Peter. Rupanya, garis itu adalah garis yang tadi ditunjukkan oleh ibunya Frea.
“Memang kenapa dengan garis itu?” tanya Frea.
“Aku penasaran.. jika kita melewati garis itu, apa yang akan terjadi ya?” tanya Peter penuh nada penasaran.
“Hah? Garis merah itu,?” tanya Freli. Peter mengangguk.
“Kata ibuku, kalau kita melewati garis itu, kita tak akan kembali lagi ke pantai ini, Peter!” kata Freli.
“Ah? Masa sih? Aku penasaran! Ayo!” kata Peter. Dia menarik tangan Frea dan Freli, Dan langsung saja, Peter berjalan melewati garis itu.
“Peter! Jangan melewati garis itu!!” teriak Frea.
“Sudahlah! Biarkan saja orang tuamu! Aku masih ingat kok, jalan menuju pantai!” kata Peter yang masih terus berjalan.
“Tapi, Peter!!!” kata Freli marah.
“Apa lagi Freli??” tanya Peter.
“Sudah cukup! Aku tak mau lagi main denganmu!” kata Freli. Menurutnya, Peter sudah keterlaluan. Dia sudah terus berjalan melebih garis. Lama-lama, tempat itu menjadi sunyi. Dan tanpa sadar, Frea, Freli dan Peter memasuki hutan. Tapi.. seketika itu juga, Freli dan Peter menghilang. Frea sangat takut. Akhirnya dia berteriak.
“ibu!!!!!!!!!!” teriak Frea.
“Apa sayang,?” tanya seseorang. Rupanya, itu ibu! Frea membuka matanya.
“Tenang sayang! Ini ibu. Tadi kau bermimpi.” Kata ibu. Rupanya itu hanya mimpi Frea.
“Ibu, kita dimana sih?” tanya Frea.
“Loohh.. bukannnya kita ingn pergi kepantai? Kita sedang dalam perjalanan.” Kata ibu. Mendengar itu, Frea langsung takut.
“Tidak! Jangan ke pantai! Aku takut terjebak di pantai! Tidak!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!” teriak Frea.

Senin, 09 Mei 2011

“Mencari Permata!”

Part: 2 (Magic Cristal)

Maka, akhirnya Corry beserta Deasy mendaki gunung Evello. Tapi, belum sampai puncaknya, tiba-tiba muncul seekor binatang aneh berwarna hijau lendir. Ya, karena warna seperti lendir.
“Siapa kau?!” tanyanya seram.
“Aku Corry, putri prince Andrew dan princess Leony!” kata Corry. “Dan ini Deasy. Temanku yang ajaib! Kami sedang mencari salah satu permata untuk menemukan saudaraku!” Deasy hanya nyengir.
“Kau?! Mencari permata! Itu bodoh! Aku, disini diperintahkan oleh Antonius untuk menjaga ke-4 permata itu!” kata binatang aneh itu. Tapi seketika itu, Corry kaget. Antonius?
“Monster hula-hula!!” teriak Corry.
“Ya benar! Ada apa?? Mau melawanku??” tantang monster menjijikan itu. Corry mengangguk.
“Kau sudah gila!? Kau melawan monster aneh itu!” kata Deasy. Corry hanya terdiam. Monster hula-hula bersiap untuk mengepalkan tinjunya. Dan.. BUGH!
“Auuwww!” Corry meringis. Dia terkena tinju si monster.
“Saatnya kau menggunakan pedang itu Corry!” teriak Deasy menghindar.
“Tapi aku tak bisa memakainnya!” teriak Corry.
“SUDAH! Lakukan saja yang kau bisa!” akhirnya Corry mengeluarkan pedang ajaib yang tadi diberikan Deasy (Masih ingat kan??). Dan Corry pun memotong-motong monster hula-hula itu dengan pedangnya.
“Bagus Corry!” kata Deasy. Mereka melanjutkan perjalanan menuju puncak gunung Evello.
Sesampainnya di puncak gunung…
“Hei! Aku menemukan sesuatu yang bercahaya!” kata Corry. Dia menunjukannnya kepada Deasy.
“Hei! Itu dia permatanya! Magic cristal! Kau berhasil!” kata Deasy.
“Yeah!” lalu mereka menemukan sebuah kertas.
“Petunjuk!” kata Corry. Mereka membacanya. Tulisannya sebagai berikut:
“$elamat! Anda $udah mendapatkan permata yang pertama! Magic cri$tal. Untuk mencari permata $elanjutnya, anda haru$ pergi ke rumah tua yang berada di: $teery $treet, no 19 $elamat mencari!”
“Kok ada lambang dolarnya sih?” tanya Corry.
“Monster hula-hula memang kalau menulis huruf “S” jadi “$” kata Deasy. “Jadi sekarang, ayo! Kita pergi ke rumah tua!”
“Tidak!” kata Corry.
“Kenapa?” tanya Deasy.
“Steery street ada di kampung sebelah! Tepatnya di Berry Vilage! Itu sangat jauh Deasy!” kata Corry.
Bagaimana kelanjutan kisahnya? Apakah Corry dan Deasy bisa pergi ke Berry Vilage? Apakah mereka dapat menemukan Steery street? Apakah mereka akan menemukan permata selanjutnya? Tetap baca cerita ini ya!
Bersambung….

Minggu, 01 Mei 2011

“Gigiku Hilang Seribu!”


“Tadi seru ya, mainnya!” kata Herby. Semuanya mengangguk. Siang itu, mereka sehabis bermain lompat kodok. Permainan itu sangat menyenangkan. Walau kadang orang-orang menganggapnya gila, karena harus melompat seperti kodok dan berpose seperti orang aneh.
“Aku paling senang ketika melihat Messy berpose seperti orang aneh.! Kocak abis!” kata Joanna. Messy hanya tertawa.
“Kalau aku, ketika Herby lari-lari sempoyongan tak jelas! Gayanya seperti orang aneh!” kata Messy. Tapi, tiba-tiba datang Agustin.
“Hei, kalian melihat uang 1.000 ku?” tanya Agustin. Tapi, karena Agustin sedang makan permen, jadi suaranya tidak jelas.
“Apa? Gigimu hilang 1.000?” tanya Herby.
“Bukan!!! Uangku, hilang 1.000!” kata Agustin. Suaranya kembali tak jelas.
“Ooohhh.. kalau uang 1.000, mungkin aku bisa mencarinya, tapi kalau gigimu yang hilang 1.000, thanks deh! Gigimu kan kecil-kecil! Mana susah nyarinya!” kata Messy.
“Iiiihhh!!! Uang aku tuh hilang 1.000nya!” kata Agustin. Kali Iini dengan suara yang tak jelas lagi.
“Gigimu hilang 1.000? adduuuhh! Agustin, sudah kubilang kita tak sanggup mencari gigimu! Sudah-sudah! Ayo kita pergi!” Messy, Herby dan Joanna pun pergi. Agustin hanya jengkel.
“Dasar!!!!!!!!!!” kata Agustin.

Sabtu, 30 April 2011

“Mencari Permata!”


Disebuah kerajaan, tinggalah seorang prince dan princess. Nama prince itu, adalah Andrew. Dan princessnya, bernama Leony. Rakyatnya biasa menyebut price Andrew dan princess Leony. Kedua pasangan raja dan ratu tersebut, mempunyai dua anak. Namanya Corry dan Sheva. Mereka sangat cantik.
***
“Sheva! Sheva!” panggil Corry.
“Ada apa? Jangan terburu-buru!” kata Sheva.
“Kita main yuk!” ajak Corry.
“Hah! Hanya itu saja, kau sampai teriak-teriak! Baiklah, kita ajak teman yang lain!” kata Sheva. Corry dan Sheva pergi ke taman jamur, yang tak jauh dari rumahnya. Disana, Corry dan Sheva bertemu dengan teman-temannya. Ally, Maya dan Hellen.
“Corry! Sheva!” panggil Hellen.
“Hai teman-teman! Sedang bermain apa?” sapa Corry.
“Aku juga bingung!” kata Ally.
“Main petak umpet saja” usul Maya. Mereka semua menyetujui.
“Sekarang kita pilih dulu, siapa yang mencarinya” kata Sheva. Seketika itu, semanya langsung menunjuk Ally.
“Aku?? Baiklah!” kata Ally. Tapi Corry tiba-tiba merasakan sesuatu yang aneh. BRUKK! Sheva jatuh ke tanah.
“Sheva!” Corry sangat cemas. Dia berusaha membangunkan saudaranya itu. Tapi tak berhasil. Akhirnya Corry memanggil teman-temannya.
“Ally! Helen! Maya!” panggil Corry. Tapi tidak ada yang menjawab. Corry bertambah cemas. Tapi, tiba-tiba muncullah seorang peri.
“Hai” kata peri itu.
“Siapa kamu?? Sekarang aku sedang bingung sementara kau menganggu ku! Ada apa? Sekarang saudara ku sedang pingsan!!” kata Corry kesal kepada peri itu.
“Tenanglah! Sekarang dimana saudaramu?” tanya peri itu lagi. Corry menuding.
“Disebelah sana” kata Corry.
“Mana??” tanya peri itu. Corry membuka matanya lebar-lebar. Tapi, tahu-tahu Sheva sudah menghilang!
“Sheva??!” Corry terkejut. Peri itu ikut kaget.
“Sepertinya saudaramu diculik oleh monster hula-hula” kata si peri.
“Siapa monster hula-hula??” tanya Corry.
“Dia monster yang sangat jahat. Dia bisa mencuri sesuka hatinya, tanpa seorang pun tahu” kata peri.
“Tapi ini aneh! Saat Sheva pingsan, aku panggil kawan-kawanku, mereka semua tidakmenjawab!” kata Corry. Dia mulai menangis.
“Mungkin mereka juga korban monster hula-hula. Tapi, aku bisa mebantumu untuk menemukan kawan-kawanmu dan juga Sheva, saudaramu” kata peri itu.
“Bagaimana caranya? Aku hanya anak kecil!” kata Corry menyerah.
“Jangan pasang tampang begitu di depanku! Gampang saja! Kau harus mencari 4 permata ajaib di 4 titik tempat yang berbeda. Kalau sudah, kau harus mengalahkan raja Antonius, raja para monster hula-hula. Setelah itu kau akan mendapatkan yang kau mau” kata peri.
“Baiklah, demi Sheva dan kawan-kawanku, aku akan mencari 4 permata!” kata Corry.
“Oh yah, ngomong-ngomong nama mu siapa?” tanya Corry.
“Aku?? Aku Deasy” kata peri yang rupanya bernama Deasy itu.
“Deasy, untuk mencari 4 permata itu, pertama-tama aku harus pergi kemana?” tanya Corry.
“Oh ya! Aku sampai lupa! Kau harus membawa pedang ajaib dulu sebelum mencari ke-4 permata tersebut!” kata Deasy. Dia menyerahkan sebuah pedang. “Pertama-tama, kau harus pergi ke puncak gunung Evello”
“Hah?! Puncak gunung Evello?? Bukankah itu gunung tertinggi di kerajaan ini??” tanya Corry.
“Tapi, demi kawan-kawanmu, kau harus melakukan itu” kata Deasy.

Bagaimana kelanjutan kisahnya, tunggu dengan Sabar!!
Bersambung…

Senin, 25 April 2011

“Pertama dan Terakhir”


“Anak-anak! Kali ini kita kedatangan anak baru! Namanya Adella” kata pak guru memperkenalkan seorang murid baru.
“Namaku Della Nika Amanda Putri. Biasa dipanggil Adella. Kalau mau singkatnya panggil saja Della. Aku tinggal di jalan mawar merah no. 76” kata Adella.
“Baik Adella. Silahkan duduk disamping Nanda” kata pak guru. seketika itu juga Shinta kaget. Anak baru itu bersebelahan dengan sahabatnya?! Shinta sangat marah. Ya, Shinta memiliki sahabat yang bernama Nanda. Walaupun di kelasnya Shinta tidak sebangku dengan Nanda, mereka sangat akrab. Shinta merasa bahwa Adella ingin merebut sahabatnya. Dipandangannya wajah Adella. Shinta makin kesal. Rasanya Shinta ingin memotong-motong Adella seperti kertas yang dipotong gunting. Akhirnya pelajaran pertama dimulai. Olahraga. Pelajaran yang paling disukai anak-anak. Tapi, kali ini Shinta rasanya sangat malas sekali. Ia sangat kesal. Sebelumnya dia merobek kertas dan menulis dalam kertas itu.
“Istirahat nanti, pergi ke depan kantin. Jangan lupa ajak teman barumu yang paling setia itu! Adella!” tulis Shinta. Diberikannya kertas itu kepada Ninda. Ninda pun membacanya. Shinta cepat-cepat pergi ke ruang olahraga.
***
Waktu istirahat tiba. Shinta menunggu di depan kantin seperti janjinya. Nanda dan Adella pun datang. Mereka berpegangan erat.
“Ada apa?” tanya Nanda cepat.
“Hanya heran saja, melihat kalian akrab sekali” kata Shinta berkacak pinggang.
“Oh, pasti ini hanya salah sangka saja Shinta” kata Nanda.
“Sudah cukup! Salah sangka bagaimana? Kau, pergi menjauhiku dan pergi bersama anak bodoh ini. ada apa?” kata Shinta.
“Bukan begitu.. aku hanya berusaha..” kata Nanda. Tapi, terputus oleh Shinta.
“Berusaha agar aku pergi dari mu!? Begitu? Puas?! Sekarang cukup!!” kata Shinta marah. Air matanya berlinang. Shinta pergi begitu saja.
“Tunggu!” kata Adella pelan.
“Apa?! Sudah puaskah kau mendekati Ninda?!” kata Shinta marah.
“Bukan itu.. aku hanya ingin kalian akrab lagi. Maafkan aku Shinta. Ini semua salah ku. Aku tak pantas sekolah di sini” kata Adella. Adella memegang tangan Shinta dan Nanda. Adella pun menyatukan tangan mereka.
“Tidak! Kau yang pantas memegang Nanda!” kata Shinta. Dia pergi dan langsung melepaskan pegangan mereka. Shinta sangat sedih sekali. Semenjak pertama kali dirinya masuk sekolah, perasaan yang tidak enak selalu menyelimutinya. Dan kejadian itu pun terjadi. Shinta menangis. Dan akhirnya pun bel masuk kelas berbunyi. Pelajaran selanjutnya dimulai. Seni musik.
***
“Anak-anak! Jangan lupa! Ada pr membuat lagu. Dikumpulkan hari Senin depan!” kata pak Hendri. Guru musik mereka. “Oh ya, kalian dibagi ke dalam kelompok. Bapak membuat 7 kelompok yang masing-masing jumlahnya 5 orang.! Bapak sudah tulis semuanya di papan tulis!” tambah pak Hendri. Anak-anak melihat ke papan tulis. Ini dia daftar kelompoknya!

Anak-anak! Ada pr membuat lagu.
Dikumpulkan hari Senin depan!
Kalian dibagi ke dalam kelompok. Bapak membuat
7 kelompok yang masing-masing berjumlah 5 orang..
Jangan lupa dikumpulkan ya!!! ^,^

Nama kelompok:
Kelompok 1
Heru, Gia, dan Jihan

Kelompok 2
Gebby, Masya, dan Metta
Kelompok 3
Musya, Safri, dan Sahrul
Kelompok 4
Adella, Ninda dan Shinta
Kelompok 5
Zikri, Fathul dan Ammar
Kelompok 6
Muhammad, Safitri dan Agus
Kelompok 7
Zia, Fadel dan Rolas

Tapi diantara kelompok 4, ada yang tidak setuju dengan penentuan kelompok tersebut. Siapa lagi, kalau buka Shinta!
“ Pak! Saya nggak mau sekelompok dengan Ninda dan Adella!” protes Shinta.
“Loh? Bukannya kamu akrab dengan Ninda??” tanya pak Hendri. Shinta hanya cemberut. Adella dan Ninda hanya bengong.
“Mungkin memang saatnya kita bersama” kata Ninda apa adanya.
“Itu bodoh!” kata Shinta.
“Itu memang bodoh. Tapi inilah kenyataan. Kau harus menerima kenyataan. jadi, kita akan mengerjakan pr dimana?” tanya Adella.
“Cukup! Jangan menceramahi ku terus! Lebih baik kalian yang tentukan saja. Aku bosan!” kata Shinta. Ia marah. Kenapa dia harus sekelompok dengan Adella?! Shinta sudah mengaggap Adella adalah musuh besarnya.
“Kalau begitu, dirumahnya Ninda saja!” kata Adella. Ninda hanya diam. Mereka pun kembali ke tempat duduk masing-masing.

Pulang sekolah, mereka langsung pergi kerumah Ninda. Sepanjang perjalanan, Shinta hanya merengut. Di rumah Ninda, Shinta bertemu mamanya Ninda. Shinta hanya pura-pura tersenyum. Lalu, cemberut lagi.
“Disini saja yuk!” kata Ninda. Dia menuding tempat yang cukup luas. Mereka menaruh tas mereka. Ninda mengeluarkan sebuh kertas. Mereka mulai mengerjakan tugas tersebut. Tapi setengah menit kemudian..
Kring! Kring! Kring! Kring!
Sesuatu berbunyi. Adella merogoh kantungnya. Rupanya hp Adella yang berbunyi.
“Ya halo? Oh tidak! Jangan sekarang! Kenapa sekarang! Oh tidak!!” kata Adella kepada orang yang ada disebrang sana. Mukanya pucat. Ninda dan Shinta menjadi bingung. Adella menutup pembicaraannya di hpnya itu.
“Kenapa?” kata Shinta kepada Adella.
“10 menit lagi aku harus pergi. Supir ku akan datang ke sini.” Kata Adella sedih.
“Kenapa? Kenapa harus 10 menit lagi?” tanya Ninda.
“dengarkan” kata Adella pelan.
“APA?” tanya Shinta dan Ninda.
“Sebenarnya, di sini aku hanya sementara. Nanti aku akan pergi ke Perancis..” kata Adella.
“Kenapa? Perancis??” tanya Ninda dan Shinta. Mereka ikut sedih.
“Itu pasti salah ku ya? Aku yang selalu memusuhi mu” kata Shinta. Air matanya mengalir.
“Bukan… aku hanya..” kata Adella. Dia tak mampu mengeluarkan kata-kata lagi.
“Tak papa Della. Aku, dan Shinta mengerti perasaanmu..” kata Ninda pelan. Suasana disitu hening. Tapi tiba-tiba..
Tinnn!! Tiinnn!! Tiiinnn!!
Suara klakson mobil berbunyi.
“Itu mobilku, sudah datang” kata Adella. Adella segera pergi. Tapi, dihalangi oleh Shinta.
“Tidak. Aku hanya ingin kau disini” kata Shinta.
“Tapi aku tak bisa. Hari berlalu dengan cepat. Aku tak bisa terus disini” kata Adella.
“Adella, maafkanlah aku. Selama ini, aku menganggap kamu ingin merebut Ninda. Maafkanlah aku. Aku ingin kamu menjadi sahabat kita. Walaupun kau jauh di Prancis sana” kata Shinta. Mereka berpelukan. Ninda yang melihatnya sangat terharu. Saatnya Shinta melepas pelukannya iu. Adella pergi bersama mobilnya. Selamat jalan Adella!! Kau akan selalu ku kenang! Shinta menarik nafas haru….

Selasa, 19 April 2011

“Ada Kodoknya!!”


Namanya Amanda. Amanda sangatlah cantik. Rambutnya yang indah makin mempercantik dirinya. Anaknya baik. Tapi, kalau melakukan sesuatu inginnya buru-buru. Amanda sangat takut dengan yang namanya KODOK. Masalahnya, Amanda adalah anak yang alergi dengan kodok. Kalau bersentuhan dengan kodok, atau bertemu dengan hewan melompat ini, hhhmmmm…. Rasanya seperti dikejar 9000 singa! Awal mulanya ketika Amanda meminum secangkir teh aroma melati. Semenjak dia meminum teh itu, Amanda mulai alergi dengan kodok. Kulitnya langsung mengeluarkan bintik-bintik merah. Padahal, sebetulnya hewan kesukaan Amanda adalah kodok! Amanda sangat suka mengoleksi boneka-boneka lucu berbentuk kodok. Setelah itu, Amanda merasa takut dengan boneka kodoknya. Dan akhirnya, amanda membakar habis bonekanya hanya karena Amanda sangat takut dengan kodok. Kasihan ya!
***
Suatu pagi, Amanda kelihatan terburu-buru. Dia bolak-balik kesana-sini. Mukanya terlihat aneh. Seperti sedang mencari sesuatu.
“Maammaaaa!! Sepatuku dimana?” tanya Amanda.
“Di kamar sayaaangg!!” balas mama. Amanda segera mengambil sepatunya di tas. Ya, hari ini Amanda sedang buru-buru. Dia sudah telat untuk berangkat ke sekolah. Padahal, hari ini adalah ulangan bahasa Indonesia yang dibimbing bu Tutti. Guru tergalaknya di sekolah. Pasti, Amanda bisa kena marah! Amanda pun memakai sepatunya. Tapi, ketika di memasukkan sepatu ke kaki kanannya, muncul bintik-bintik merah di kakinya. Amanda pun bingung.
“Bintik-bintik apa ini? pasti ada yang tidak beres dalam sepatu ini!” Amanda melepaskan kembali sepatunya. Dan langsung setelah itu, Seekor kodok berlompat-lompat keluar dari sepatu Amanda!
“KKKYYYYYAAAAA!!!! KOOOODDDOOOOOKKKK!!!!” teriak Amanda histeris…

Senin, 04 April 2011

“Mesin Waktu (Part 2)”


Lanjutan dari cerita sebelumnya….


Derina menatap 3 ekor dinosaurus. Yang pertama, seekor tyrannosaurus rex yang sangat besar. Dinosaurus itu tersenyum. Yang kedua, ukurannya Medium size. Sepertinya, itu ibu Mennie. Pikir Derina. Yang satu lagi, ukurannya Small size. Hanya saja, lebih besar dari Minnie.
“Hai Minnie, siapa itu?” tanya dinosaurus yang kecil.
“Oh, hai! Ini Derina! Derina! Ini, ayah, ibu dan kakakku!” kata Minnie memperkenalkan Derina kepada keluarganya.
“Siapa dia?” tanya ayah Minnie.
“Dia seorang manusia. Dia akan kembali lagi ke rumahnya 1 jam lagi.” Kata Minnie.
“Oh.. eh.. hai semua” kata Derina malu.
“Sudahlah.. kamu tak usah takut. Kami tidak buas seperti yang ada dalam benakmu” kata ibu Minnie.
“Ayo Derina! Akan kutunjukan permainan yang biasa kumainkan bersama teman-temanku” kata Minnie menarik lengan Derina. Minnie barjalan mengarah kesebuah lapangan yang luas. Tapi, itu bukan lapangan. Hanya tanah yang luas saja.
“Mana teman-temanmu?” tanya Derina.
“Mungkin mereka sedang bersekolah!” kata Minnie. Bersekolah? Dino bersekolah?
“Kau tak sekolah?” tanya Derina.
“Aku sekolah Rina..hanya saja, waktunya berbeda” kata Minnie. Minnie menunjukkan banyak sekali permainan yang biasa ia mainkan bersama temannya.
“Nah.. kalau ini namanya Dino Ball”
“Bagaimana cara memainkannya?’” tanya Derina.
“Gampang saja. Kau harus membawa Dino Ball ini sampai garis yang itu. Jangan sampai lawan mengambil Dino Ball itu. Permainan ini dimainkan oleh dua kelompok yang masing-masing anggotanya berjumlah 10 dinosaurus” kata Mennie. Derina melihat jam tangannya.
“Oh tidak Minnie. 40 detik lagi aku harus pergi” kata Derina.
“Tidak Derina! Jangan!” kata Minnie.
“Aku juga sebenarnya masih ingin bersamamu. Tapi,,,” Derina kelihatan sedih.
“Derina! Jangan pergi! Selama ini, aku sendiri. Tidak ada yang menemaniku bermain. Kau sudah kuanggap temanku.. Please! Derina! Aku mohon!” kata Minnie.
“Oh.. Minnie. Aku tahu ini sulit. Tapi, aku harus berpisah. Aku janji, aku akan datang kembali untuk menjenguk mu!” kata Derina. Dan.. seketika itu juga…
Brak! Dooonngg!! Bruk! GLETAK! Prak!! Bung! Ouch!
Bokong Derina kembali merasakan sakit luar biasa. Derina memandang kesekeliling.
“Hei! Aku sudah kembali!” kata Derina.
“Ya, kau sudah kembali..” kata suara seseorang. Dan itu.. Stev.!
“Seru tidak?” kata Stev.
“Betul! Betul! Betul! Seru!” kata Derina. Lalu, muncullah ke empat teman Derina. Joan, Meggi, Tasya.. dan… Lilian!
“Oh teman-teman! Aku sangat merindukan kalian!” kata Derina.
“Bagaimana petualanganmu?” tanya Meggi.
“Seru!” kata Derina. Mereka pun semua tertawa.
***Date: Mohon dimaklumi bila ada kesalahan penulisan.. wahahahaha…

Minggu, 03 April 2011

“Mesin Waktu”


Derina sangat suka sekali dengan hewan. Hewan yang paling disukainya adalah seekor dinosaurus yang bernama T-rex! Meskipun sudah punah, Derina tetap saja menyukainya. Menurut Derina, T-rex sangat hebat. T-rex , atau nama lengkapnya tyrannosaurus ini adalah pemangsa yang hebat. Memiliki gigi-gigi yang tajam, membuat T-rex bisa mengigit sepuasnya. Derina selalu bermimpi, akan ada orang yang membuat mesin waktu untuk membantunya pergi ke masa lalu, dan bertemu T-rex. Meskipun mimpinya belum terwujud, Derina selalu berdoa di malam hari agar bisa pergi ke masa lalu.
***

Suatu hari, Tasya, Meggi, Lilian dan Derina diajak oleh Joan bermain ke tempat Stev. Hah? Main ke rumah anak pintar itu? Ya, Stev. Dia anak paling pintar di kelas Derina. Stev paling suka ber imajinasi. Dia paling pintar disuruh menciptakan sesuatu. Stev membuat sesuatu itu dari imajinasinya. Derina saja yang suka berkhayal dan bermajinasi tidak bisa menciptakan sesuatu. Yang ada di otaknya hanyalah bunga merlion kertas. Itu adalah origami kesukaannya. Bunga merlion hampir mirip seperti singa. Tapi tidak menyeramkan kok. (Tapi ingat.. bunga merlion hanya ada dalam cerita ini looohhh)
“Hah? Kerumah Stev?” tanya Meggi histeris.
“Iya.. beneran.. kalian mau nggak?” tanya Joan.
“Emang ada apa sih dirumahnya Stev?” tanya Tasya.
“Iya.. jadi penasaran..” kata Lilian. Derina ikut mengangguk.
“Katanya dia lagi buat eksperimen besar-besaran. Tapi, aku belum tahu Stev buat apa.” Jelas Joan.
“Pasti banyak benda penemuannya di dalam kamarnya” kata Derina.
“Iya. Aku pernah ke sana. Kamarnya berantakan banget. Penuh eksperimen. Jadi, kalian mau ikut?” tanya Joan.
“IKUT!!” kata Meggi, Tasya, Lilian dan Derina bersamaan.
“Ok!” Joan kelihatan senang.
***
Sesampainnya di rumah Stev, mereka langsung memasuki rumah Stev yang sangat besar. Mereka berlima disambut oleh pelayan-pelayan yang baik hati. Para pelayan tak henti-hentinya menawarkan makanan yang sangat enak, dan.. sangat… YUMMY! Tapi, mereka menolak karena sebuah alasan: mereka datang kesini untuk bermain dengan Stev. Bukan makan. Stev memang orang bangsawan. Stev adalah keturunan Inggris. Dia sangat kaya. Tapi, dia tak sombong. Anaknya kalem. Mau bicara kalau orang lain bertanya lebih dulu. Sebenarnya Stev juga suka berbicara. Tapi hanya beberapa kata. Derina sangat suka lelaki seperti Stev. Tapi tiba-tiba..
“Hai teman-teman” sebuah suara memanggil mereka ber lima. Mereka menengok, dan.. Stev!
“Hai…” sapa Lilian.
“Joan, kau jadi ke ruangan ku?” tanya Stev. Joan mengangguk. Mereka semua berdiri.
“Stev, sekarang kau sudah banyak bicara ya?” tanya Derina.
“Ah.. tidak.. kalau dirumah aku memang sedikit berbeda” jawab Stev santai.
“Oh ya Stev. Ngomong-ngomong kita mau kemana?” tanya Tasya.
“Kalian akan tahu nanti” kata Stev. Stev membuka sebuah pintu yang sedikit besar. Dan terlihatlah sebuah ruangan besar. Ruangan itu acak-acakan. Penuh kertas yang berisi coret-corettan.
“Ini dimana?” tanya Joan tak mau kalah.
“Ini ruangan kerjaku. Setiap mempunyai inspirasi, aku selalu mengerjakannya disini” kata Stev. Stev mengajak keliling ruangan kerjanya.
“Ini adalah penjepit kertas otomatis. Kalau ini pelangi yang terang. Setiap gelap, benda ini akan nyala” Stev menjelaskan benda-benda temuannya. Lalu, mereka sampai di ujung ruangan. Di sana terletak sebuah benda yang sangat besar. Benda itu di tutup oleh tirai yang juga sama-sama besar.
“Ini apa Stev?” Lilian menunjuk benda besar itu.
“Ini penemuanku..”
“Jadi, ini eksperimen besar-besaranmu itu?” tanya Joan. Stev mengangguk.
“Oh ya, ngomong-ngomong, eksperimen apa?” tanya Derina.
“Buka saja” kata Stev santai. Mereka berlima pun membuka tirai besar itu. Dan..
“Ini dia penemuan ku.. mesin waktu!” kata Stev. HA?! Mereka semua seperti tidak percaya. Mulut mereka semua berbentuk ‘o’.
“Mesin waktu?” tanya Meggi.
“Iya..” kata Stev. “Tapi, mesin ini belum sempurna. Masih ada data yang ingin kumasukkan ke komputer, untuk mengatur mesin ini. Mmmhh.. tapi, kalau mau dipakai silahkan”
Derina seolah tak percaya. Mesin waktu di dalam mimpinya sudah terwujud.
“Akhirnya! Tuhan mengabulkan mimpiku!” kata Derina histeris.
“Memangnya, apa mimpimu?” tanya Tasya.
“Naik mesin waktu, dan pergi ke masa lalu, untuk bertemu T-rex” kata Derina.
“Ternyata Derina suka T-rex ya?” tanya Lilian.
“Oh ya Stev. Ngomong-ngomong, bagaimana cara kerja mesin waktumu itu?” tanya Meggi.
“Mudah saja kok. Nanti kalian akan mengatur mesin waktu ini. tulislah nama tempat yang kalian akan kunjungi, beserta nama kalian. Tekan tuas, dan kalian akan sampai” kata Stev.
“Kalau mau pulang bagaimana?” tanya Tasya.
“Ooooh.. sebelumnya kalian tulis dulu, berapa lama kalian akan berada disana. Kalau sudah waktunya, kalian akan kembali lagi ke sini” Stev melanjutkan.
“ Ya udah! Sekarang aku duluan!” kata Derina tak sabar.
“Baik.. kau mau kemana?” tanya Stev .
“Ke zaman jura! Aku ingin bertemu t-rex!” kata Derina. Stev pun menulis nama Derina dan menulis “Zaman Jura”.
“Mau berapa lama disana Derina?” tanyanya lagi.
“Berapa ya? 1 jam!” kata Derina. Stev menulis pada kolom waktu. Stev menulis “1 jam”. Stev pun menekan sebuah tuas, dan CRING! Seketika itu juga, Derina menghilang.
“Hei! Derina menghilang! Kau kemanakan anak itu?” tanya Joan.
“Dia sudah pergi ke zaman jura seperti keinginannya. 1 jam lagi, dia akan kembali” kata Stev.
***
Brak! Donk!! Bruuk! Ah! Auch!
Derina terjatuh. Bokongnya merasakan sakit luar biasa.
“Dimana aku?” tanya Derina memandang kesekeliling. Dia melihat seekor dinosaurus besar, dan itu… Tyrannosaurus!
“Aku berada di zaman jura! Dan aku akan kembali 1 jam lagi!” kata Derina. Lalu, muncullah seekor dinosaurus kecil.
“Hai bung! Siapa kamu?” tanya dinosaurus itu.
“Eh? Hai.. aku Derina.. aku seorang manusia. Kamu siapa? Kok bisa bicara bahasa manusia?” tanya Derina.
“Hai Derina! Aku seekor t-rex kecil. Namaku Mennie. Ayo! Akan ku perlihatkan kau kepada keluarga ku!” kata Mennie.
“Keluarga mu tidak buas kan?” tanya Derina.
“Hahahaha.. itu lucu Derina. Dalam pikiranku, tidak ada kata buas. Keluargaku tidak mengenal kata buas” kata Mennie. Aneh! Hewan kok bisa seperti manusia ya?
“Baiklah” kata Derina. Derina pun naik ke punggung Mennie. Meskipun masih kecil, Mennie mengaku sanggup membawa manusia seperti Derina.
“Kau pergi dengan siapa?” tanya Mennie di perjalanan.
“Aku pergi sendiri. Aku akan kembali lagi ke tempat asalku 1 jam lagi” kata Derina seraya melihat jam tangannya. Mennie berjalan kearah sebuah hutan. Hutan itu tampak sangat menyeramkan.
“Kita mau kemana Minnie?” tanya Derina.
“Ayo, ikut saja!” kata Mennie. Derina melihat sekumpulan dinosaurus besr. Lebih besar dari Minnie.
“Ini keluargaku Derina” kata Minnie.
Nantikan cerita selanjutnya!
Bersambung....

“Mesin Waktu”


Derina sangat suka sekali dengan hewan. Hewan yang paling disukainya adalah seekor dinosaurus yang bernama T-rex! Meskipun sudah punah, Derina tetap saja menyukainya. Menurut Derina, T-rex sangat hebat. T-rex , atau nama lengkapnya tyrannosaurus ini adalah pemangsa yang hebat. Memiliki gigi-gigi yang tajam, membuat T-rex bisa mengigit sepuasnya. Derina selalu bermimpi, akan ada orang yang membuat mesin waktu untuk membantunya pergi ke masa lalu, dan bertemu T-rex. Meskipun mimpinya belum terwujud, Derina selalu berdoa di malam hari agar bisa pergi ke masa lalu.
***

Suatu hari, Tasya, Meggi, Lilian dan Derina diajak oleh Joan bermain ke tempat Stev. Hah? Main ke rumah anak pintar itu? Ya, Stev. Dia anak paling pintar di kelas Derina. Stev paling suka ber imajinasi. Dia paling pintar disuruh menciptakan sesuatu. Stev membuat sesuatu itu dari imajinasinya. Derina saja yang suka berkhayal dan bermajinasi tidak bisa menciptakan sesuatu. Yang ada di otaknya hanyalah bunga merlion kertas. Itu adalah origami kesukaannya. Bunga merlion hampir mirip seperti singa. Tapi tidak menyeramkan kok. (Tapi ingat.. bunga merlion hanya ada dalam cerita ini looohhh)
“Hah? Kerumah Stev?” tanya Meggi histeris.
“Iya.. beneran.. kalian mau nggak?” tanya Joan.
“Emang ada apa sih dirumahnya Stev?” tanya Tasya.
“Iya.. jadi penasaran..” kata Lilian. Derina ikut mengangguk.
“Katanya dia lagi buat eksperimen besar-besaran. Tapi, aku belum tahu Stev buat apa.” Jelas Joan.
“Pasti banyak benda penemuannya di dalam kamarnya” kata Derina.
“Iya. Aku pernah ke sana. Kamarnya berantakan banget. Penuh eksperimen. Jadi, kalian mau ikut?” tanya Joan.
“IKUT!!” kata Meggi, Tasya, Lilian dan Derina bersamaan.
“Ok!” Joan kelihatan senang.
***
Sesampainnya di rumah Stev, mereka langsung memasuki rumah Stev yang sangat besar. Mereka berlima disambut oleh pelayan-pelayan yang baik hati. Para pelayan tak henti-hentinya menawarkan makanan yang sangat enak, dan.. sangat… YUMMY! Tapi, mereka menolak karena sebuah alasan: mereka datang kesini untuk bermain dengan Stev. Bukan makan. Stev memang orang bangsawan. Stev adalah keturunan Inggris. Dia sangat kaya. Tapi, dia tak sombong. Anaknya kalem. Mau bicara kalau orang lain bertanya lebih dulu. Sebenarnya Stev juga suka berbicara. Tapi hanya beberapa kata. Derina sangat suka lelaki seperti Stev. Tapi tiba-tiba..
“Hai teman-teman” sebuah suara memanggil mereka ber lima. Mereka menengok, dan.. Stev!
“Hai…” sapa Lilian.
“Joan, kau jadi ke ruangan ku?” tanya Stev. Joan mengangguk. Mereka semua berdiri.
“Stev, sekarang kau sudah banyak bicara ya?” tanya Derina.
“Ah.. tidak.. kalau dirumah aku memang sedikit berbeda” jawab Stev santai.
“Oh ya Stev. Ngomong-ngomong kita mau kemana?” tanya Tasya.
“Kalian akan tahu nanti” kata Stev. Stev membuka sebuah pintu yang sedikit besar. Dan terlihatlah sebuah ruangan besar. Ruangan itu acak-acakan. Penuh kertas yang berisi coret-corettan.
“Ini dimana?” tanya Joan tak mau kalah.
“Ini ruangan kerjaku. Setiap mempunyai inspirasi, aku selalu mengerjakannya disini” kata Stev. Stev mengajak keliling ruangan kerjanya.
“Ini adalah penjepit kertas otomatis. Kalau ini pelangi yang terang. Setiap gelap, benda ini akan nyala” Stev menjelaskan benda-benda temuannya. Lalu, mereka sampai di ujung ruangan. Di sana terletak sebuah benda yang sangat besar. Benda itu di tutup oleh tirai yang juga sama-sama besar.
“Ini apa Stev?” Lilian menunjuk benda besar itu.
“Ini penemuanku..”
“Jadi, ini eksperimen besar-besaranmu itu?” tanya Joan. Stev mengangguk.
“Oh ya, ngomong-ngomong, eksperimen apa?” tanya Derina.
“Buka saja” kata Stev santai. Mereka berlima pun membuka tirai besar itu. Dan..
“Ini dia penemuan ku.. mesin waktu!” kata Stev. HA?! Mereka semua seperti tidak percaya. Mulut mereka semua berbentuk ‘o’.
“Mesin waktu?” tanya Meggi.
“Iya..” kata Stev. “Tapi, mesin ini belum sempurna. Masih ada data yang ingin kumasukkan ke komputer, untuk mengatur mesin ini. Mmmhh.. tapi, kalau mau dipakai silahkan”
Derina seolah tak percaya. Mesin waktu di dalam mimpinya sudah terwujud.
“Akhirnya! Tuhan mengabulkan mimpiku!” kata Derina histeris.
“Memangnya, apa mimpimu?” tanya Tasya.
“Naik mesin waktu, dan pergi ke masa lalu, untuk bertemu T-rex” kata Derina.
“Ternyata Derina suka T-rex ya?” tanya Lilian.
“Oh ya Stev. Ngomong-ngomong, bagaimana cara kerja mesin waktumu itu?” tanya Meggi.
“Mudah saja kok. Nanti kalian akan mengatur mesin waktu ini. tulislah nama tempat yang kalian akan kunjungi, beserta nama kalian. Tekan tuas, dan kalian akan sampai” kata Stev.
“Kalau mau pulang bagaimana?” tanya Tasya.
“Ooooh.. sebelumnya kalian tulis dulu, berapa lama kalian akan berada disana. Kalau sudah waktunya, kalian akan kembali lagi ke sini” Stev melanjutkan.
“ Ya udah! Sekarang aku duluan!” kata Derina tak sabar.
“Baik.. kau mau kemana?” tanya Stev .
“Ke zaman jura! Aku ingin bertemu t-rex!” kata Derina. Stev pun menulis nama Derina dan menulis “Zaman Jura”.
“Mau berapa lama disana Derina?” tanyanya lagi.
“Berapa ya? 1 jam!” kata Derina. Stev menulis pada kolom waktu. Stev menulis “1 jam”. Stev pun menekan sebuah tuas, dan CRING! Seketika itu juga, Derina menghilang.
“Hei! Derina menghilang! Kau kemanakan anak itu?” tanya Joan.
“Dia sudah pergi ke zaman jura seperti keinginannya. 1 jam lagi, dia akan kembali” kata Stev.
***
Brak! Donk!! Bruuk! Ah! Auch!
Derina terjatuh. Bokongnya merasakan sakit luar biasa.
“Dimana aku?” tanya Derina memandang kesekeliling. Dia melihat seekor dinosaurus besar, dan itu… Tyrannosaurus!
“Aku berada di zaman jura! Dan aku akan kembali 1 jam lagi!” kata Derina. Lalu, muncullah seekor dinosaurus kecil.
“Hai bung! Siapa kamu?” tanya dinosaurus itu.
“Eh? Hai.. aku Derina.. aku seorang manusia. Kamu siapa? Kok bisa bicara bahasa manusia?” tanya Derina.
“Hai Derina! Aku seekor t-rex kecil. Namaku Mennie. Ayo! Akan ku perlihatkan kau kepada keluarga ku!” kata Mennie.
“Keluarga mu tidak buas kan?” tanya Derina.
“Hahahaha.. itu lucu Derina. Dalam pikiranku, tidak ada kata buas. Keluargaku tidak mengenal kata buas” kata Mennie. Aneh! Hewan kok bisa seperti manusia ya?
“Baiklah” kata Derina. Derina pun naik ke punggung Mennie. Meskipun masih kecil, Mennie mengaku sanggup membawa manusia seperti Derina.
“Kau pergi dengan siapa?” tanya Mennie di perjalanan.
“Aku pergi sendiri. Aku akan kembali lagi ke tempat asalku 1 jam lagi” kata Derina seraya melihat jam tangannya. Mennie berjalan kearah sebuah hutan. Hutan itu tampak sangat menyeramkan.
“Kita mau kemana Minnie?” tanya Derina.
“Ayo, ikut saja!” kata Mennie. Derina melihat sekumpulan dinosaurus besr. Lebih besar dari Minnie.
“Ini keluargaku Derina” kata Minnie.

Nantikan cerita selanjutnya!

Senin, 21 Maret 2011

“Jujur itu Baik!”


“Tadi seru ya!” kata Jihan.
“Seru apanya? Aku kalah terus gara-gara kau!” kata Eva. Rupanya mereka baru saja main kejar-kejaran.
“Eh.. tapi, kamu mau tahu nggak caranya supaya terus-terusan menang?” tanya Jihan.
“Mau dddooonngggg” kata Eva panjang.
“Mau tahu? Ya… rahasialah!” kata Jihan sambil tertawa. Huh! Eva hanya mendengus kesal. Tiba-tiba..
“Hei! Aku menemukan uang!” kata Eva. Eva mengambil uang itu. Uang itu cukup besar jika dipegang anak-anak.. yaitu 50.000
“Lalu?” tanya Jihan.
“Kita akan beli city toys!” kata Eva. City toys adalah mainan yang sedang naik daun di kota mereka.
“Sebaiknya jangan! Kita bilang saja ke pak polisi! Nanti pak polisi akan cari tahu, uang siapa itu!” kata Jihan.
“Ah! Sudahlah! Ini kan keberuntungan!” kata Eva menolak.
“Ya udah deh..terus nanti aku dapat apa?” tanya Jihan.
“Kembaliannya nanti buat kamu ya!” kata Eva. Mereka pun pergi ke toys shop. Toys shop adalah toko mainan yang paling lengkap di negara mereka. Disana banyak mainan-mainan yang berkualitas bagus. Selain bagus, harganya juga selangit! Alias, murah-murah. Makanya, Jihan dan Eva senang sekali beli mainan di Toys shop. Kalau mau beli mainan, ya Toys shop aja… (Duh kok jadi promosi???) Eva berlarian kesana-kesini mencari rak yang menyimpan mainan city toys. Akhirnya Eva pun menemukannya. Eva mengambil salah satu kotak putih yang bertuliskan “City Toys” dari rak mainan. Mereka segera membayar ke kasir.
“Semuanya jadi 66.000 ribu” kata petugas kasir. Eva menyerahkan uang 50.000 yang ditemukannya. Petugas kasir pun menyerahkan kembaliannya.
“Terimakasih atas kunjungannya” kata petugas kasir itu ramah. Mereka keluar dari bagunan toys shop.
“Sekarang, kita beli es krim saja ya! Udaranya sedang panas nih” kata Eva. Jihan mengangguk.
“Setuju! Kebetulan, aku sedang ingin makan es krim!” kata Jihan. Mereka berdua pun pergi ke kedai es krim yang tak jauh dari toys shop. Es krim disana relatif murah. Paling murah mungkin.. 50 perak? Ya.. di kedai es krim harganya murah-murah. Di kota mereka banyak toko yang menawarkan kemurahan yang fantastik. Mereka pun memasuki ruangan kedai es krim yang dicat biru cerah. Disana-sini banyak lukisan tentang es krim. Mereka duduk di sova nomor 6. Tak lama, pelayan pun datang membawakan menu-menu di kedai es krim. Akhirnya Eva memutuskan untuk memesan ice mint. Dan Jihan pun memesan bluberry ice. Mereka pun menunggu beberapa lama, dan.. TETOT! Akhirnya es krim yang mereka tunggu tiba. Mereka pun menikmati es krim yang memang terkenal itu. Di kedai es krim sangat ramai. Tapi, Eva dan Jihan bisa menemukan tempat duduk.
“Duh.. dinginnya! Enak!” kata Jihan. Eva hanya tersenyum.
“Sudah selesai?” tanya Eva. Jihan mengangguk. Akhirnya mereka membayar pesanan es krim mereka. Mereka pun keluar dari ruangan kedai es krim yang sesak. Mereka berdua pun memutuskan untuk pulang, karena hari sudah mulai gelap. Mereka berpisah di kedua jalan. Di perjalanan, Eva bertemu Lina, sahabatnya. Lina kelihatan sedih.
“Kenapa?” tanya Eva kepada Lina. Kotak mainan city toys yang hampir jatuh dipegangnya erat-erat.
“Uang ku hilang.. aku tak tahu dimana sekarang uang itu.. padahal, uang itu dititpkan mamaku kepadaku untuk belanja dipasar.. huhuhuuhu” kata Lina sedih. Eva kaget. Uang Lina hilang? Apakah uang 50.000 tadi adalah uang Lina yang hilang itu? Hati Eva jadi tidak enak. Seharusnya tadi Eva menuruti perkataan Jihan.
“Sebaiknya jangan! Kita bilang saja ke pak polisi! Nati pak polisi akan cari tahu, siapa itu!”
Tapi, uang itu sudah terlanjur untuk membeli city toys. Ia menyembunyikan kotak putih city toys di belakang pungungnya. Ia meremas kotak itu. Lalu, muncul Galih, teman Lina yang lain.
“Maaf Lina, tapi aku tidak menemukan uang itu” kata Galih. Lina menunduk.
“Baiklah, kalau uang itu hilang, aku akan bilang ke mama saja apa yang terjadi” kata Lina sedih. Lina pergi meninggalkan Eva dan Galih. Galih pun ikut pergi. Eva pun tertunduk. Hari mulai gelap. Ia pergi lagi ke toys shop. Ia ingin menukarkan uang 50.000nya tadi dengan city toys. Ia berlari sekencangnya. Sesampainnya di toys shop, Eva langsung pergi ke kasir.
“Pak, saya ingin menukarkan uang saya dengan city toys ini” kata Eva. Ia megeluarkan kotak putih yang ia remas tadi.
“Maaf dik. Tapi kotak ini sudah rusak. Tidak bisa ditukar lagi” kata bapak penjaga kasir itu. Eva hanya menunduk. Hatinya gelisah sepanjang perjalanan pulangnya. Ia tidak bisa membayangkan apa-apa lagi. Kalau mengaku, mungkin Lina tidak ingin lagi jadi sahabat Eva. Tapi apa boleh buat? Semoga ada jalan lain untuk Eva..
***
Dirumahnya, Eva hanya menatap mainan city toysnya. Eva kelihatan muram. Ia pergi ke kamarnya dia pun tidur di kasurnya. Eva melihat ke atas.
“Kenapa aku harus membeli city toys ini sih?” sesal Eva . dia memegang mainan city toys itu. Dia meletakkannya lagi. Dia hanya pasrah. Tak tahu harus melakukan apa. Dia pun terbaring di kasurnya. Dia bermimpi kalau dia dijauhi oleh Lina.
“Kau memang jahat! Aku tak ingin bersama mu lagi!”
Eva juga bermimpi kalau dia dimarahi kedua orang tuanya.
“Kau memang anak yang tak tahu diri! Seharusnya, kalau menemukan uang, bilanglah kepada pak polisi.! Dasar anak bandel!”
AH! Eva terbangun. Dia sangat takut. Hanya ada satu jalan untuk mennyeselesaikan masalah ini. bilang yang sebenarnya kepada Lina..
***
Esoknya, pagi yang cerah menyelimuti rumah Eva. Eva memutuskan pergi keluar, untuk kerumah Lina. Ia pergi kerumah Lina. Dirumahnya, ternyata Lina sedang bermain di halaman rumahnya.
“Lina!” kata Eva. Lina mendekati Eva.
“Ada apa?” tanya Lina heran.
“Mmmhh… sebenarnya,.. ehh…” Eva kelihatan gugup.
“Kenapa?”
“Sebenarnya, aku yang mencuri uang itu” kata Eva. Eva mulai menceritakan semuanya.
“Uang yang diberi mamaku itukan 20.000” kata Lina. Eva kaget.
“Tapi, tak apa. Lain kali, kalau menemukan sesuatu bilang pak polisi. Pak polisi akan membantumu menyelesaikan masalahnya” kata Lina lagi. Eva hanya tersenyum malu.