Jumat, 17 Desember 2010

“Hantu Gelantungan??”

Natalia berlari sekencang-kencang mungkin. Ada apa dengan Natalia?? Ooh.. ternyata kemarin pagi ada undangan pesta ulang tahunya Bimo. Sahabat Natalia.. nah, acara ulang tahunya itu malam. Natalia harus sampai dirumah Bimo jam 5 sore. Pulangnya jam 8. Lumayan lama kan? Pestanya sekarang sudah selesai. Masa kalau pestanya sudah selesai harus nunggu jadi sampe semuanya bubar? Nah makanya Natalia pulang.. ia berlari sekencang-kencangnya karena tak ingin melihat pohonnya pak Somadi? Kenapa? Karena dulu di depan pohon itu, katanya di situ ada hantu gentayangan.. hiii serem! Akhirnya Natalia sampai juga di perempatan. Masih jauh sih dari rumah pak Somadi. Namun hati Natalia deg-degan.. yah.. soalnya rumah Natalia lumayan jauh dari rumah Bimo. Dan tidak ada yang mengantarkan pulang-jemput. SATU PUN! Akhirnya Natalia setelah di perempatan belok kiri. Melewati jalan tikus. Dari gang Dahlia, terus lewatin jalan kecil dan masuk ke Gang ampera II. Kata kakaknya Natalia, Nivia, kalau jalan itu tak lewat pohon pak Somadi. Tapi bisa aja bohong! Soalnya kan kak Nivia selalu menjerumuskan Natalia, alias bohongin. Akhirnya sampai juga di gang ampera II. Tapi ternyata, lagi-lagi Natalia di bohongi kakaknya!! Ia berjalan-terus,(dia nggak berlari! Sudah kubilang! Karena tidak melewati pohonya pak Somadi! Jadi tidak lari2) tapi ternyata ia melewati pohonya pak Somadi!!! Natalia melihat pohon itu.. besar. Seperti kebanyakan pohon lainya. Tapi Natalia melihat ada kejanggalan. Natalia melihat diatas pohon, Seperti sebuah benda besar dibungkus kain putih. “HANTU GELANTUNGAN!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! POCONG!!!!!!!!!!!!!! KUNTIL ANAK!!!!!!!!!!!!! MAMA PAPA TOLONG AKU!!!!!!!!!!!” Natalia berteriak begitu keras. Ia berlari sekuat tenaga. Akhirnya sampai juga dirumahnya. terlihat kak Nivia sedang membaca majalah high and teen. Akhirnya Natalia membuka pintu. Ia masuk dengan wajah cemberut. “Halo! Udah pulang dari pestanya Bimo ya?” tanya mama. Natalia hanya menjawab seadanya. “kok cemberut gitu sih?” tanya kak Nivia. “iya!” papa ikut berbicara. “Kak Nivia pembohong!!” seru Natalia. “kenapa?” kak Nivia bertanya. “katanya kalau lewat jalan tikus nggak lewat pohonya pak Somadi! Gimana sih?” tanya Natalia. “kan kakak cuman becanda. Biar waktu itu, pas kamu baru denger berita ada hantu gentayangan di depan rumah pak Somadi, biar kamu nggak takut!” jelas kak Nivia. “sebentar.. pohon pak Somadi?? Yang gede itu? Aduh Nivia! Natalia! Kalian salah semua! Itu tuh buah nangka yang dibungkus kain putih, supaya tidak dihinggapi serangga yang memakan buah nangka itu!” kata papa. “bohong atau bener??” tanya mama. “bener! Papa beneran. Papa tuh pernah nanya langsung ke pak Somadi! Jadi ceritanya papa pulang kerja. Malem tuh, terus papa liat yang begitu juga. Kebetulan ada pak Somadi lewat. Nah papa nanya tentang hal tersebut.” Jelas papa. “tapi Nivia belum yakin!” kata kak Nivia. “kalau begitu kita ke depan pohon itu!!!” kata Natalia yang sedari tadi hanya diam. Akhirnya mereka pergi keluar. Meskipun Natalia masih takut. Ia percaya sebetulnya tidak hanya setan.. tapi mungkin karena Natalia sering nonton film horor bareng kak Nivia, malem-malem, jadi ia agak takut. Nah sampe juga di pohonya pak Somadi. Ia melihat bungkusan berwarna putih. Natalia melihat didalam kain putih itu seperti ada buah durian. Bukan durian.. tetapi nangka!!!! “ iya pa! betul! Tuh, lihat tuh! Di dalam kain putih itu seperti ada nangka bukan?” semua melongok ke atas. “o iya!” kata mama dan kak Nivia berbarengan. Dan semenjak itu Natalia tidak percaya bahwa ada hantu gelantungan……. Adanya juga monyet gelantungan!! Hihihi!!
-TAMAT-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar