Jumat, 21 Januari 2011

“Pulpen Nina”


“Ayo Nina!!! Ayah sudah menunggu didalam mobil!!! Mau terlambat nggak sih?!!” panggil kak Nova.
“Ya… bentaran nape… 5 menit lagi.!!! Pulpenku hilang!” kata Nina sambil mengotak-ngatik tasnya. “Tanpa pulpen, aku tidak bisa menulis rapi!!”
“Ya udah… tinggalin aja yuk… daah!!!” kak Nova naik ke mobil. Mobil ayah meluncur kejalan.. sementara, Nina ditinggal sendiri. Kalian mau tahu yang sebetulnya??? Ok.. ceritanya, pagi-pagi sekali Nina sudah bangun… selesai mandi, Nina merapikan bukunya. Tapi, Nina menyadari, bahwa pulpennya hilang. Sudah dikatan tadi. Bahwa, kalau ia tidak menulis memakai pulpen, tulisannya akan jelek. Yang tergawat, hari ini Nina ada ulangan b. Indonesia. Yaitu, menulis puisi… dah.. sekarang balik lagi deh ke ceritanya… tiba-tiba mama masuk.
“Aduh… Nina… kok belum berangkat sekolah??! Sudah jam 7.. ulangannya kan dimulai 1 jam lagi… sedangkan sekolah kamu dan rumah kita agak jauh…” kata mama.
“Hari ini pulpen ku hilang ma! Aku tidak bisa menulis rapi tanpa pulpen.. sementara, hari ini ada ulangan b. Indonesia yaitu menulis puisi..” terang Nina.
“Ya udah… nih.. mama pinjemin pulpen.. tapi jangan sampai hilang ya!! Itu belinya jauh dari Amerika! Mahal lagi!! Bukan abal-abal lo!! Ya sudah! Sekarang cepat sekolah! Nanti telat lagi!!” mama memberikan pulpen tersebut.
“Mmhh… sebenernya Nina nggak pengen ngerepotin mama.. tapi.. thanks banget ya ma!!” Nina mencium pipi mamanya.
“Selamat jalan!!” kata mama melambaikan tanggannya. Karena ayah sudah pergi jauh, jadi Nina terpaksa naik ojeg…
“Bang! Sekolah Harapan Antariksa ya!” kata Nina sambil memberikan uang Rp 4.000.
“Iye Neng…” kata abang ojeg itu. Segera saja,, Nina melesat ke Sekolahnya..
Akhirnya setelah sampai, Nina langsung masuk ke kelasnya. Terlihat dari kaca, bu Nikita, wali kelas Nina sedang mengabsen anak-anak. Akhirnya Nina masuk.
“Nina Fadlina Putri! Kau terlambat!! Tapi, hari ini, aku memaafkan mu” kata bu Nikita.
Syukurlah,,, kata ku dalam hati.
“Sekarang… segeralah bereskan alat tulis kalian.. ulangan b. Indonesia sebentar lagi akan dimulai.” Kata bu Nikita. Tak lama, pak Hendry masuk. Pak Hendry adalah guru b. Indonesia disekolah Nina.
“Selamat pagi anak-anak… sekarang, tolong keluarkan alat tulis kalian.. kita akan mulai ulangannya” semua anak mengeluarkan tempat pensilnya. Termasuk Nina. Nina mencari pulpennya. Tapi?? Hilang lagi???
“Wah… mana ya??? Pulpen yang mama berikan??? Jangan sampai hilang deh…” akhirnya Nina mencari pulpen itu. Tapi??? Hasilnya 0!!
“Terpaksa deh aku dimarahin.. ya udah deh.. aku pake pensil aja..” akhirnya Nina mengeluarkan pensilnya. Pak Hendry memberikan lembar soal.
“Selamat berjuang..” kata pak Hendry menyemangati Nina. semua anak mengerjakan dengan tekun.
Kriinnngg!!!!! Bel berbunyi. Tandanya pulang! Semua anak berhamburan keluar kelas masing-masing rame deh!! Hari ini Nina merasa sedih. Karena?? Mau tahu?? Ini alasan Nina sedih:
- Karena sudah datang terlambat
- Sudah menghilangkan pulpennya sendiri dan pulpen mamanya
- Sudah membuat kak Nova menunggu lama tadi pagi
- Dan.. mengorbankan uang sakunya untuk membeli pulpen yang baru..
Oke… udah tau kan sekarang??? Balik lagi ke ceritanya yuks… kalau biasanya Nina kemarin langsung pulang kerumah, hari ini Nina pergi dulu ke toko alat tulis yang tak jauh dari sekolahnya untuk membeli pulpen yang baru.
“Kira-kira Rp. 10.000 cukup tidak ya untuk membeli pulpen yang baru???” kata Nina bingung. Akhirnya ia pergi ke toko alat tulis. Akhirnya ia berhasil mendapat pulpen baru. Meskipun, pulpen itu lebih jelek daripada punya Nina yang sebelumnya. Akhirnya, ia pulang dirumah..
“Mama!!! Nina pulang ma..” kata Nina.
“Oh… rupanya.. sudah datang.. ayo masuk! Segeralah ganti bajumu! Lalu cuci tangan, karena mama sudah menyiapkan makanan siangnya..” kata mama. Nina mengacungkan jempolnya. Ia segera ganti baju dan cuci tangan. Lalu makan dengan lahapnya.. mmmhh.. lalu mama ikut duduk di meja makan.
“Gimana sekolahmu nak??” tanya mama.
“Aku ingin mengatakan ini… tapi ada satu syarat!” kata Nina menunjukan jari telunjuknya.
“Apakah syarat tersebut??” tanya mama.
“Jangan marah!!” kata Nina. Mama mengangguk.
“Pulpen mama hilang” kata Nina. Mama langsung tertawa. Kok tertawa??? Bukankah itu pulpen termahal punya mama???
“Karena itu.. aku harus rela mengahabiskan uang sakuku hanya untuk membeli sebuah pulpen…” kata Nina ketus. Mama berhenti tertawa.
“Kau tahu pulpen itu???” tanya mama tersenyum.
“Aku tidak mengerti maksud mama?!” kata Nina.
“Kau tahu?? Itu hanya pulpen murahan yang dihias mama menjadi bagus!!!” mama tertawa lagi.
“Itu tidak lucu! Lebih baik aku tidur ah…” Nina berjalan menuju kamarnya. Ia segera naik keatas kasur yang emmpuukkk seperti roti bantal… ia memandang ke atas.. tiba-tiba, tak tahu kenapa, dibawah kakinya terdapat sesuatu benda yang keras. Ia mencoba mencari benda itu.
“Dapat!!’ kata Nina sambil memegang benda tersebut. Nina melihatnya.
“Ini kan pulpenku dan pulpen mama!! Berarti ketinggalan di kasur dong!!! Yeee!!! Ketemu!!! Teryata aku orang pikun ya!!” kata Nina sambil memukul-mukul kepalanya…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar