Minggu, 03 April 2011

“Mesin Waktu”


Derina sangat suka sekali dengan hewan. Hewan yang paling disukainya adalah seekor dinosaurus yang bernama T-rex! Meskipun sudah punah, Derina tetap saja menyukainya. Menurut Derina, T-rex sangat hebat. T-rex , atau nama lengkapnya tyrannosaurus ini adalah pemangsa yang hebat. Memiliki gigi-gigi yang tajam, membuat T-rex bisa mengigit sepuasnya. Derina selalu bermimpi, akan ada orang yang membuat mesin waktu untuk membantunya pergi ke masa lalu, dan bertemu T-rex. Meskipun mimpinya belum terwujud, Derina selalu berdoa di malam hari agar bisa pergi ke masa lalu.
***

Suatu hari, Tasya, Meggi, Lilian dan Derina diajak oleh Joan bermain ke tempat Stev. Hah? Main ke rumah anak pintar itu? Ya, Stev. Dia anak paling pintar di kelas Derina. Stev paling suka ber imajinasi. Dia paling pintar disuruh menciptakan sesuatu. Stev membuat sesuatu itu dari imajinasinya. Derina saja yang suka berkhayal dan bermajinasi tidak bisa menciptakan sesuatu. Yang ada di otaknya hanyalah bunga merlion kertas. Itu adalah origami kesukaannya. Bunga merlion hampir mirip seperti singa. Tapi tidak menyeramkan kok. (Tapi ingat.. bunga merlion hanya ada dalam cerita ini looohhh)
“Hah? Kerumah Stev?” tanya Meggi histeris.
“Iya.. beneran.. kalian mau nggak?” tanya Joan.
“Emang ada apa sih dirumahnya Stev?” tanya Tasya.
“Iya.. jadi penasaran..” kata Lilian. Derina ikut mengangguk.
“Katanya dia lagi buat eksperimen besar-besaran. Tapi, aku belum tahu Stev buat apa.” Jelas Joan.
“Pasti banyak benda penemuannya di dalam kamarnya” kata Derina.
“Iya. Aku pernah ke sana. Kamarnya berantakan banget. Penuh eksperimen. Jadi, kalian mau ikut?” tanya Joan.
“IKUT!!” kata Meggi, Tasya, Lilian dan Derina bersamaan.
“Ok!” Joan kelihatan senang.
***
Sesampainnya di rumah Stev, mereka langsung memasuki rumah Stev yang sangat besar. Mereka berlima disambut oleh pelayan-pelayan yang baik hati. Para pelayan tak henti-hentinya menawarkan makanan yang sangat enak, dan.. sangat… YUMMY! Tapi, mereka menolak karena sebuah alasan: mereka datang kesini untuk bermain dengan Stev. Bukan makan. Stev memang orang bangsawan. Stev adalah keturunan Inggris. Dia sangat kaya. Tapi, dia tak sombong. Anaknya kalem. Mau bicara kalau orang lain bertanya lebih dulu. Sebenarnya Stev juga suka berbicara. Tapi hanya beberapa kata. Derina sangat suka lelaki seperti Stev. Tapi tiba-tiba..
“Hai teman-teman” sebuah suara memanggil mereka ber lima. Mereka menengok, dan.. Stev!
“Hai…” sapa Lilian.
“Joan, kau jadi ke ruangan ku?” tanya Stev. Joan mengangguk. Mereka semua berdiri.
“Stev, sekarang kau sudah banyak bicara ya?” tanya Derina.
“Ah.. tidak.. kalau dirumah aku memang sedikit berbeda” jawab Stev santai.
“Oh ya Stev. Ngomong-ngomong kita mau kemana?” tanya Tasya.
“Kalian akan tahu nanti” kata Stev. Stev membuka sebuah pintu yang sedikit besar. Dan terlihatlah sebuah ruangan besar. Ruangan itu acak-acakan. Penuh kertas yang berisi coret-corettan.
“Ini dimana?” tanya Joan tak mau kalah.
“Ini ruangan kerjaku. Setiap mempunyai inspirasi, aku selalu mengerjakannya disini” kata Stev. Stev mengajak keliling ruangan kerjanya.
“Ini adalah penjepit kertas otomatis. Kalau ini pelangi yang terang. Setiap gelap, benda ini akan nyala” Stev menjelaskan benda-benda temuannya. Lalu, mereka sampai di ujung ruangan. Di sana terletak sebuah benda yang sangat besar. Benda itu di tutup oleh tirai yang juga sama-sama besar.
“Ini apa Stev?” Lilian menunjuk benda besar itu.
“Ini penemuanku..”
“Jadi, ini eksperimen besar-besaranmu itu?” tanya Joan. Stev mengangguk.
“Oh ya, ngomong-ngomong, eksperimen apa?” tanya Derina.
“Buka saja” kata Stev santai. Mereka berlima pun membuka tirai besar itu. Dan..
“Ini dia penemuan ku.. mesin waktu!” kata Stev. HA?! Mereka semua seperti tidak percaya. Mulut mereka semua berbentuk ‘o’.
“Mesin waktu?” tanya Meggi.
“Iya..” kata Stev. “Tapi, mesin ini belum sempurna. Masih ada data yang ingin kumasukkan ke komputer, untuk mengatur mesin ini. Mmmhh.. tapi, kalau mau dipakai silahkan”
Derina seolah tak percaya. Mesin waktu di dalam mimpinya sudah terwujud.
“Akhirnya! Tuhan mengabulkan mimpiku!” kata Derina histeris.
“Memangnya, apa mimpimu?” tanya Tasya.
“Naik mesin waktu, dan pergi ke masa lalu, untuk bertemu T-rex” kata Derina.
“Ternyata Derina suka T-rex ya?” tanya Lilian.
“Oh ya Stev. Ngomong-ngomong, bagaimana cara kerja mesin waktumu itu?” tanya Meggi.
“Mudah saja kok. Nanti kalian akan mengatur mesin waktu ini. tulislah nama tempat yang kalian akan kunjungi, beserta nama kalian. Tekan tuas, dan kalian akan sampai” kata Stev.
“Kalau mau pulang bagaimana?” tanya Tasya.
“Ooooh.. sebelumnya kalian tulis dulu, berapa lama kalian akan berada disana. Kalau sudah waktunya, kalian akan kembali lagi ke sini” Stev melanjutkan.
“ Ya udah! Sekarang aku duluan!” kata Derina tak sabar.
“Baik.. kau mau kemana?” tanya Stev .
“Ke zaman jura! Aku ingin bertemu t-rex!” kata Derina. Stev pun menulis nama Derina dan menulis “Zaman Jura”.
“Mau berapa lama disana Derina?” tanyanya lagi.
“Berapa ya? 1 jam!” kata Derina. Stev menulis pada kolom waktu. Stev menulis “1 jam”. Stev pun menekan sebuah tuas, dan CRING! Seketika itu juga, Derina menghilang.
“Hei! Derina menghilang! Kau kemanakan anak itu?” tanya Joan.
“Dia sudah pergi ke zaman jura seperti keinginannya. 1 jam lagi, dia akan kembali” kata Stev.
***
Brak! Donk!! Bruuk! Ah! Auch!
Derina terjatuh. Bokongnya merasakan sakit luar biasa.
“Dimana aku?” tanya Derina memandang kesekeliling. Dia melihat seekor dinosaurus besar, dan itu… Tyrannosaurus!
“Aku berada di zaman jura! Dan aku akan kembali 1 jam lagi!” kata Derina. Lalu, muncullah seekor dinosaurus kecil.
“Hai bung! Siapa kamu?” tanya dinosaurus itu.
“Eh? Hai.. aku Derina.. aku seorang manusia. Kamu siapa? Kok bisa bicara bahasa manusia?” tanya Derina.
“Hai Derina! Aku seekor t-rex kecil. Namaku Mennie. Ayo! Akan ku perlihatkan kau kepada keluarga ku!” kata Mennie.
“Keluarga mu tidak buas kan?” tanya Derina.
“Hahahaha.. itu lucu Derina. Dalam pikiranku, tidak ada kata buas. Keluargaku tidak mengenal kata buas” kata Mennie. Aneh! Hewan kok bisa seperti manusia ya?
“Baiklah” kata Derina. Derina pun naik ke punggung Mennie. Meskipun masih kecil, Mennie mengaku sanggup membawa manusia seperti Derina.
“Kau pergi dengan siapa?” tanya Mennie di perjalanan.
“Aku pergi sendiri. Aku akan kembali lagi ke tempat asalku 1 jam lagi” kata Derina seraya melihat jam tangannya. Mennie berjalan kearah sebuah hutan. Hutan itu tampak sangat menyeramkan.
“Kita mau kemana Minnie?” tanya Derina.
“Ayo, ikut saja!” kata Mennie. Derina melihat sekumpulan dinosaurus besr. Lebih besar dari Minnie.
“Ini keluargaku Derina” kata Minnie.

Nantikan cerita selanjutnya!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar