Senin, 25 April 2011

“Pertama dan Terakhir”


“Anak-anak! Kali ini kita kedatangan anak baru! Namanya Adella” kata pak guru memperkenalkan seorang murid baru.
“Namaku Della Nika Amanda Putri. Biasa dipanggil Adella. Kalau mau singkatnya panggil saja Della. Aku tinggal di jalan mawar merah no. 76” kata Adella.
“Baik Adella. Silahkan duduk disamping Nanda” kata pak guru. seketika itu juga Shinta kaget. Anak baru itu bersebelahan dengan sahabatnya?! Shinta sangat marah. Ya, Shinta memiliki sahabat yang bernama Nanda. Walaupun di kelasnya Shinta tidak sebangku dengan Nanda, mereka sangat akrab. Shinta merasa bahwa Adella ingin merebut sahabatnya. Dipandangannya wajah Adella. Shinta makin kesal. Rasanya Shinta ingin memotong-motong Adella seperti kertas yang dipotong gunting. Akhirnya pelajaran pertama dimulai. Olahraga. Pelajaran yang paling disukai anak-anak. Tapi, kali ini Shinta rasanya sangat malas sekali. Ia sangat kesal. Sebelumnya dia merobek kertas dan menulis dalam kertas itu.
“Istirahat nanti, pergi ke depan kantin. Jangan lupa ajak teman barumu yang paling setia itu! Adella!” tulis Shinta. Diberikannya kertas itu kepada Ninda. Ninda pun membacanya. Shinta cepat-cepat pergi ke ruang olahraga.
***
Waktu istirahat tiba. Shinta menunggu di depan kantin seperti janjinya. Nanda dan Adella pun datang. Mereka berpegangan erat.
“Ada apa?” tanya Nanda cepat.
“Hanya heran saja, melihat kalian akrab sekali” kata Shinta berkacak pinggang.
“Oh, pasti ini hanya salah sangka saja Shinta” kata Nanda.
“Sudah cukup! Salah sangka bagaimana? Kau, pergi menjauhiku dan pergi bersama anak bodoh ini. ada apa?” kata Shinta.
“Bukan begitu.. aku hanya berusaha..” kata Nanda. Tapi, terputus oleh Shinta.
“Berusaha agar aku pergi dari mu!? Begitu? Puas?! Sekarang cukup!!” kata Shinta marah. Air matanya berlinang. Shinta pergi begitu saja.
“Tunggu!” kata Adella pelan.
“Apa?! Sudah puaskah kau mendekati Ninda?!” kata Shinta marah.
“Bukan itu.. aku hanya ingin kalian akrab lagi. Maafkan aku Shinta. Ini semua salah ku. Aku tak pantas sekolah di sini” kata Adella. Adella memegang tangan Shinta dan Nanda. Adella pun menyatukan tangan mereka.
“Tidak! Kau yang pantas memegang Nanda!” kata Shinta. Dia pergi dan langsung melepaskan pegangan mereka. Shinta sangat sedih sekali. Semenjak pertama kali dirinya masuk sekolah, perasaan yang tidak enak selalu menyelimutinya. Dan kejadian itu pun terjadi. Shinta menangis. Dan akhirnya pun bel masuk kelas berbunyi. Pelajaran selanjutnya dimulai. Seni musik.
***
“Anak-anak! Jangan lupa! Ada pr membuat lagu. Dikumpulkan hari Senin depan!” kata pak Hendri. Guru musik mereka. “Oh ya, kalian dibagi ke dalam kelompok. Bapak membuat 7 kelompok yang masing-masing jumlahnya 5 orang.! Bapak sudah tulis semuanya di papan tulis!” tambah pak Hendri. Anak-anak melihat ke papan tulis. Ini dia daftar kelompoknya!

Anak-anak! Ada pr membuat lagu.
Dikumpulkan hari Senin depan!
Kalian dibagi ke dalam kelompok. Bapak membuat
7 kelompok yang masing-masing berjumlah 5 orang..
Jangan lupa dikumpulkan ya!!! ^,^

Nama kelompok:
Kelompok 1
Heru, Gia, dan Jihan

Kelompok 2
Gebby, Masya, dan Metta
Kelompok 3
Musya, Safri, dan Sahrul
Kelompok 4
Adella, Ninda dan Shinta
Kelompok 5
Zikri, Fathul dan Ammar
Kelompok 6
Muhammad, Safitri dan Agus
Kelompok 7
Zia, Fadel dan Rolas

Tapi diantara kelompok 4, ada yang tidak setuju dengan penentuan kelompok tersebut. Siapa lagi, kalau buka Shinta!
“ Pak! Saya nggak mau sekelompok dengan Ninda dan Adella!” protes Shinta.
“Loh? Bukannya kamu akrab dengan Ninda??” tanya pak Hendri. Shinta hanya cemberut. Adella dan Ninda hanya bengong.
“Mungkin memang saatnya kita bersama” kata Ninda apa adanya.
“Itu bodoh!” kata Shinta.
“Itu memang bodoh. Tapi inilah kenyataan. Kau harus menerima kenyataan. jadi, kita akan mengerjakan pr dimana?” tanya Adella.
“Cukup! Jangan menceramahi ku terus! Lebih baik kalian yang tentukan saja. Aku bosan!” kata Shinta. Ia marah. Kenapa dia harus sekelompok dengan Adella?! Shinta sudah mengaggap Adella adalah musuh besarnya.
“Kalau begitu, dirumahnya Ninda saja!” kata Adella. Ninda hanya diam. Mereka pun kembali ke tempat duduk masing-masing.

Pulang sekolah, mereka langsung pergi kerumah Ninda. Sepanjang perjalanan, Shinta hanya merengut. Di rumah Ninda, Shinta bertemu mamanya Ninda. Shinta hanya pura-pura tersenyum. Lalu, cemberut lagi.
“Disini saja yuk!” kata Ninda. Dia menuding tempat yang cukup luas. Mereka menaruh tas mereka. Ninda mengeluarkan sebuh kertas. Mereka mulai mengerjakan tugas tersebut. Tapi setengah menit kemudian..
Kring! Kring! Kring! Kring!
Sesuatu berbunyi. Adella merogoh kantungnya. Rupanya hp Adella yang berbunyi.
“Ya halo? Oh tidak! Jangan sekarang! Kenapa sekarang! Oh tidak!!” kata Adella kepada orang yang ada disebrang sana. Mukanya pucat. Ninda dan Shinta menjadi bingung. Adella menutup pembicaraannya di hpnya itu.
“Kenapa?” kata Shinta kepada Adella.
“10 menit lagi aku harus pergi. Supir ku akan datang ke sini.” Kata Adella sedih.
“Kenapa? Kenapa harus 10 menit lagi?” tanya Ninda.
“dengarkan” kata Adella pelan.
“APA?” tanya Shinta dan Ninda.
“Sebenarnya, di sini aku hanya sementara. Nanti aku akan pergi ke Perancis..” kata Adella.
“Kenapa? Perancis??” tanya Ninda dan Shinta. Mereka ikut sedih.
“Itu pasti salah ku ya? Aku yang selalu memusuhi mu” kata Shinta. Air matanya mengalir.
“Bukan… aku hanya..” kata Adella. Dia tak mampu mengeluarkan kata-kata lagi.
“Tak papa Della. Aku, dan Shinta mengerti perasaanmu..” kata Ninda pelan. Suasana disitu hening. Tapi tiba-tiba..
Tinnn!! Tiinnn!! Tiiinnn!!
Suara klakson mobil berbunyi.
“Itu mobilku, sudah datang” kata Adella. Adella segera pergi. Tapi, dihalangi oleh Shinta.
“Tidak. Aku hanya ingin kau disini” kata Shinta.
“Tapi aku tak bisa. Hari berlalu dengan cepat. Aku tak bisa terus disini” kata Adella.
“Adella, maafkanlah aku. Selama ini, aku menganggap kamu ingin merebut Ninda. Maafkanlah aku. Aku ingin kamu menjadi sahabat kita. Walaupun kau jauh di Prancis sana” kata Shinta. Mereka berpelukan. Ninda yang melihatnya sangat terharu. Saatnya Shinta melepas pelukannya iu. Adella pergi bersama mobilnya. Selamat jalan Adella!! Kau akan selalu ku kenang! Shinta menarik nafas haru….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar