Senin, 14 Maret 2011

“Balon Ajaib”


Di sebuah desa kecil bernama Nokki-Nokki tinggalah seekor semut hitam bernama Muti. Muti adalah orang miskin. Ia yatim piatu. Ayahnya meninggal semenjak tertabrak oleh kawanan kumbang ketika ingin pergi ke tempat kerja. Semenjak ayahnya meninggal, mamanya ikut membanting tulang. Mamanya bekerja sebagai buruh cuci. Beliau bekerja dari pagi sampai jam 6 sore. Tapi, kini mamanya ikut meninggal karena terlalu kecapekan. Setiap Minggu siang Muti selalu pergi ke kuburan ayah dan mamanya. Sekarang Muti hanya tinggal bersama adiknya, Miko yang masih berumur 6 tahun. Untuk mendapatkan uang, setiap hari, seusai sekolah, Muti berjualan es loli. Kadang Muti suka diejek karena keadaannya yang kurang mampu. Tapi, Muti tetap sabar. Memang, dari uang yang Muti peroleh dari hasil jualan es loli tidak banyak. Kadang-kadang, hanya mendapat 10.000. tapi, kalau laris, bisa mendapat 20.000. bahkan, kalau tidak dapat uang, Muti tidak makan. Kasihan ya? Muti selalu berdoa kepada tuhan yang maha esa, semoga selalu diberikan yang terbaik. Amin…
***
Suatu hari, Miko minta dibelikan balon.
“Kakak! Kakak! Aku ingin balon!” rengek Miko kepada Muti.

“Miko ingin balon? Tapi, dimana tempat jualan balon?” tanya Muti. Dia cemberut. Bukan ingin tidak membelikan adiknya balon, tapi, takut uangnya tidak ada.
“Di perempatan dekat sekolah kak Muti” jelas Miko. Akhirnya, mereka keluar dari rumahnya yang sempit. Ia membelikan balon untuk Miko. Miko sangat senang. Meskipun, balonnya kecil, Miko tetap senang. Di perjalanan menuju rumahnya, tiba-tiba… DOR! Karena udara saat itu panas, balon itu meledak. Miko menangis. Karena balonnya meledak. Tapi, Muti tak bisa menggantikan balon yang pecah, karena uangnya hampir menipis. Tapi, tiba-tiba, dari pecahan balon itu muncul serbuk-serbuk putih. Serbuk itu sangat banyak. Miko mulai berhenti menangis. Dia bertanya kepada kakaknya itu.
“Serbuk apa ini?” tanya Miko. Muti hanya menggeleng tanda tak mengerti. Lalu, dari serbuk itu muncul kertas-kertas. Bukan kertas biasa. Itu adalah uang! Dan, semua serbuk-serbuk itu berubah jadi uang! Muti dan Miko sangat senang. Tidak ada orang yang melihat. Hanya mereka yang mengetahui. Mereka membawa uang itu kerumahnya. Rumahnya pun dibanjiri uang. Muti sangat bersyukur sekali. Sekarang dia bukan orang miskin lagi. Tapi, dia tak sombong. Dia malah menjadi semakin baik. Dia tabung uang itu sebagian, lalu diberikan kepada orang yang tidak mampu. Dia masih menjadi Muti. Muti yang baik hati..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar