Kamis, 10 Februari 2011

“Ups.. Copot!”


Killa adalah seorang gadis cilik berambut panjang. Dia sangat cantik. Selain cantik, Killa juga mempunyai segudang prestasi. Mulai dari lomba menyanyi, hingga olimpiade sains internasional, semuanya ada. Tapi, hari ini ada sesuatu masalah dengan Killa. Sesuatu yang membuatnya sakit. Apa itu?!
“Mama.. gigi ku ngilu..” kata Killa suatu hari. Mama yang sedang menonton acara televisi terlonjak. Mama bangun dari tempat duduknya. Mama berjongkok.
“Killa kenapa??” tanya mama sambil melihat gigi Killa yang berderet rapi.
“Gigi ku sakit.. seperti ada yang digerak-gerakkan..” kata Killa.
“Ohh.. tunggu.. coba kau buka mulut mu.” Kata mama. Killa membuka mulutnya lebar-lebar. Mama melihat gigi Killa. Mama berusaha mencari titik letak masalah Killa. Tak sampai 10 detik, mama menemukan jawabannya.
“Gigi mu akan copot Killa” kata mama. Air muka mama berubah menjadi serius. Mau copot??
“Kenapa harus copot?? Nanti gigi ku ompong..” kata Killa merinding. Ia membayangkan giginya ompong. Dan ia akan ditertawakan semua orang.
“Itu berarti, tandanya, gigi kamu akan berubah dengan gigi yang baru..” kata mama ngasal.
“Lagipula, tak usah takut! Setelah gigi itu copot, gigi mu akan tumbuh lagi yang baru..” kata mama menenangkan.
“Tapi pasti rasanya akan sakit! Nanti mulut ku akan berdarah!!! Gigi ku akan penuh darah yang berwarna merah seperti vampir! Aku tak mau disamakan seperti vampir..” kata Killa. Matanya berkaca-kaca.
“Tapi, nanti kalau tidak dicopot, nyerinya tak akan hilang-hilang..” kata mama menakut-nakuti. Ia bersihkeras agar putri tunggalnya mau copot gigi. Tapi tetap saja. Killa juga bersihkeras agar tak copot gigi. Hidup nggak copot gigi!!!
“Ya udah!! Kalau mama maunya Killa copot gigi, Killa nggak akan copot gigi!!” kata Killa gusar.
“Tapi kamu harus!!!!” kata mama tak kalah gusarnya.
“Mama juga kalau dipaksa pakai pasta gigi di pipi nggak mau kan???!! Ya udah, Killa juga nggak mau copot gigi! Nggak usah maksa!!” kata Killa marah. Ia naik ke kamarnya. Ia menutup pintu dengan cara yang kasar. Ia menangis tersedu-sedu.
“Kenapa harus begini?!” tanya Killa marah.
***
Esok harinya, Grandma Loppy, datang ke rumah Killa. Grandma Loppy adalah ibunya mama. Grandma Loppy suka membawa buah-buahan yang lezat dari kebunnya. Grandma Loppy ternyata sudah di beritahu mama perihal Killa tak ingin copot gigi. Maka, Grandma Loppy memberikan buah apel untuk Killa. Selesai sarapan, Killa

langsung ke kamar untuk menyalakan laptopnya. Ia ingin memainkan game pizza frenzy dan juga shopmania. Tapi, tiba-tiba ada yang mengetuk pintu kamar Killa. Killa membuka pintu kamar. Ia terkejut. Grandma Loppy!
“Hai Killa!” sapa Grandma Loppy ramah.
“Grandma! Kenapa Grandma datang ke kamar Killa??” tanya Killa.
“Oooh.. Grandma hanya ingin memberikan apel merah ini.. maka, gigimu yang sakit akan sembuh..” kata Grandma Loppy sambil menunjuk apel merah yang lezat.
“Memang sih.. gigiku agak ngilu. Gigi ku mau copot. Memang apa ajaibnya apel itu?? Sampai-sampai, gigi ku dikatakan akan sembuh..” tanya Killa. Keningnya berkerut. Apel ajaib?!
“Eh… no, no, no.. jangan salah! Apel ini adalah apel yang ajaib. Apel ini bisa menyembuhkan semua penyakit.. seluruh orang di dunia sudah memakannya.. dan, setelah memakan apel ini, sakit mereka sembuh dan ajaibnya, di bulan-bulan yang mendatang, ia tidak mengalami sakit apapun karena apel ini,,” terang Grandma Loppy. Sebetulnya apel itu hanya apel biasa. Tapi, Grandma mempunyai taktik agar giginya bisa sembuh.
“Wow! Ajaib! Fantastik.. baik, nanti akan kumakan.. tapi, mengapa Grandma bisa tahu kalau aku sakt gigi??” tanya Killa.
“Aku sudah diberitahu mama mu.. dan aku memberikan apel ini untuk menyembuhkan dirimu..” kata Grandma Loppy sambil tersenyum. Grandma Loppy pergi meninggalkan Killa. Killa masauk ke kamarnya.
“Apa iya, ya, apel ini bisa menyembuhkan gigi ku??” tanya Killa menatap apel itu. Ia menaruh apel tersebut di atas meja belajarnya yang berwarna orange terang.
“Baiklah.. aku makan wahai apel!” kata Killa sambil mengigit apel itu. Mmmh!! Enak! Ia menatap lagi apel itu, setelah dimakannya setengah. Ia melihat ada benda putih keras tertancap pada apel itu. Ia memegang apel itu kembali. Senyum lebar tersungging.
“ Ini gigi ku! Sudah copot, dan tertancap pada apel ini! Hahahaha..” katanya sambil memandang apel itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar